Mewujudkan pembelajaran di era society 5.0 memerlukan pembelajaran yang inovatif dimana meruapakan landasan pembelajaran modern. Pembelajaran inovatif merupakan serangkaian kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan pendidik untuk memperoleh pengetahuan melalui pencapaian keterampilan di abad ke -21. Salah satu kegiatan yang diagendakan oleh FKIP UHAMKA yang bertujuan untuk menambah wawasan mahasiswa sebagai calon pendidik serta meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam melakukan inovasi-inovasi pembelajaran adalah salah satunya dengan kegiatan seminar online yang berjudul "Implementasi Pembelajaran Modern Untuk Menyiapkan Pendidik Profesiaonal Di Era Society 5.0". Narasumber dalam kegiatan tersebut yaitu Bapak Dr. Cepi Riyana, M.Pd. yang merupakan Direktur Sistem & Teknologi Informasi UPI / Dosen UPI, kemudian Ibu Dr. Sri Astuti, M.Pd. yang merupakan Wakil Dekan I FKIP UHAMKA, serta Bapak Prof. Dr. Abdul Rahman Ghani, M.Pd. yang merupakan Wakil Rektor I UHAMKA.Acara ini dimoderaoti oleh ibu Khusniyati Masykuroh, M.Pd.
Kegiatan yang dilaksanakan di Jakarta pada Sabtu 10 April 2021 melalui platform
Zoom Meeting dan
Live streaming on YouTube ini diikuti secara langsung kurang lebih oleh 576 peserta yaitu mahasiswa dari berbagai prodi mulai dari PGSD, BK, PBSI dan dari berbagai prodi lainnya. Bapak Dr. Cepi Riyana, M.Pd. dalam kegiatan ini membahas tentang Pembelajaran Inovatif Melalui
 Cyber Pedagogy, kemudian Ibu Dr. Sri Astuti, M.Pd. membahas tentang
 Pendidikan
 Responsif Gender, serta Bapak Prof. Dr. Abdul Rahman Ghani, M.Pd yang membahas tentang Empat Opsi Penggantin Ujian Nasional (UN) Sebagai Syarat Kelulusan.
Pada akhir acara Bapak Prof. Dr. Abdul Rahman Ghani, M.Pd menyampaikan " Ada empat opsi pengganti ujian nasional sebagai syarat kelulusan yaitu pertama dalam bentuk portofolio yang mana bisa berupa evaluasi, nilai sikap, prestasi sebelumnya, dan nilai rapor. Selanjutnya yang kedua yaitu penugasan yang ketiga tes luring atau daring dan yang keempat yaitu bentuk kegiatan lainnya yang ditetapkan oleh satuan pendidikan. Kemudian mengenai assessment nasional, ini  bukan dijadikan sebagai kelulusan, semua itu harapannya dijadikan sebagai dasar perbaikan pembelajaran. Jadi tidak di jadikan sebagai dasar kelulusan melainkan dalam rangka sebagai dasar perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan di tingkat satuan pendidikan sekolah maupun madrasah.
Selanjutnya diakhir acara Dr. Cepi Riyana, M.Pd menyampaikan pendapatnya, beliau mengatakan " Kunci kesuksesan di abad ini terletak pada sebuah inovasi. Katakanlah inovasi sebagai sebuah ruh. Maka terbayang jasad tanpa ruh sama dengan mati. Makanya di banyak tempat apalagi di dunia bisnis yang namanya inovasi itu menjadi kunci untuk apakah perusahaan itu bisa Survive atau tidak. Inovasi tiada henti, kalau kita berhenti inovasi maka berhentilah kehidupan ini. Oleh karena itu saya mendorong sekali para guru, dosen dan calon guru untuk terus berinovasi oleh karena itu kita harus punya banyak amunisi karena inovasi merupakan grade tertinggi dalam belajar ". Kemudian beliau menyatakan bahwa Guru tidak akan tegantikan oleh teknologi selama guru bisa terus ikuit berkembang selaras dengan teknologi.
Kemudian Closing statement yang disampaikan oleh ibu Dr. Sri Astuti, M.Pd beliau mengatakan "sesuai dengan visi FKIP Uhamka adalah menghasilkan lulusan yang cerdas  spiritual, intelektual, emosional, sosial,  ketahan malangan dan responsif gender. Mulai dari pendidikan formal, nonformal, informal jadilah agen perubahan dengan kebaruan dan inovasi teknologi dengan kebaruan dan inovasi responsif gender,jadilah guru yang profesional dan responsif gender.
yt4-6072ae9d8ede487f442da4e2.png
Dekan Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka Bpk Dr. Desvian Bandarsyah, M.Pd. mengatakan "Perkembang masyarakat 4.0. dalam era industrialisasi telah menyebabkan dunia seloah-olah terjebak dalam urusan-urusan teknologi yang bersifat mekanis dan dunia dengan segala inovasi serta kreativitasnya ingin memberikan solusi. Sehingga muncullah gagasan tentang revolusi sosial 5.0." Beliau juga mengatakakan "bahwa pendidikan di era society 5.0. ini dimaksudkan sebagai upaya untuk membangun manusia membangun kehidupan bersama yang berpusat pada manusia bukan berpusat pada kemajuan teknologi dan mekanis tetapi pada pertumbuhan-pertumbuhan kehidupan manusia".
yt5-6072aead8ede480db02437a2.png
Banyak tantangan dan perubahan yang harus dilakukan di era society 5.0 ini. Termasuk yang harus dilakukan oleh satuan pendidikan sebagai gerbang utama dalam mempersiapkan SDM unggul. Ditambah dengan pembelajaran yang dilakukan dengan jarak jauh karena adanya Pandemi Covid-19 membuat tenaga pendidik harus lebih meningkatkan lagi kemampuannya agar dapat menciptakan SDM yang unggul.
Lihat Pendidikan Selengkapnya