Mohon tunggu...
Muhammad Arif Al Azhar
Muhammad Arif Al Azhar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa (Prodi Manajemen, Universitas Pamulang)

Seorang yang sedikit berbicara, tapi banyak aksi yang harus di selesaikan

Selanjutnya

Tutup

Financial

Langkah Solutif Menghadapi Resesi Global 2023

9 Desember 2022   09:38 Diperbarui: 9 Desember 2022   15:11 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Ekonomi dunia akan masuk jurang resesi di tahun 2023, seiring dengan trend acuan kenaikan suku bunga yang dilakukan oleh sebagian besar bank sentral di dunia secara bersamaan. Prediksi tersebut diungkapkan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Trend kenaikan suku bunga tercermin dari Bank Sentral Inggris yang sudah menaikkan suku bunga sebanyak 200 basis poin (bps) selama 2022. Begitu pula dengan Bank sentral Eropa yang sudah menaikkan 125 bps, serta Bank Sentral Amerika Serikat yang sudah menaikan 300 bps.

Apa itu Resesi?

Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Resesi adalah suatu kondisi dimana perekonomian suatu negara sedang memburuk, yang terlihat dari produk dosmetik bruto (PDB) negatif, dan pengangguran meningkat, maupun pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal berturut-turut.

Sedangkan melansir dari Forbes, (15/07/2020). Resesi adalah penurunan signifikan dalam kegiatan ekonomi yang berlangsung selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Selama resesi banyak orang yang kehilangan pekerjaan, perusahaan membuat lebih sedikit penjualan dan output ekonomi negara secara keseluruhan menurun.

Resesi ini diawali dari krisis, yaitu perekonomian negara yang mengalami penurunan secara drastis. Menurut kacamata Indonesia, setidaknya ada beberapa krisis yang pernah terjadi yaitu krisis di tahun 1998, 2008, 2013, dan 2020. Budi Hikmat, Chief Economist PT Bahana TCW Investment Manajement, menjelaskan bahwa kondisi krisis 2022 ini ditandai dengan dua hal. Pertama, bank sentral menaikkan suku bunga untuk menghadapi inflasi yang tidak terkendali. Kedua, krisis ini juga disebabkan oleh ketegangan geopolitik. "Ketegangan Rusia-Ukraina di Eropa itu baru sampiran yang utama itu nanti antara Tiongkok dan Amerika Serikat, itu sudah tanda-tandanya", ujar Budi.

Menurut I Wayan Nuka Lantara, Ph. D, pengamat perbankan, keuangan, dan investasi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) memberikan saran dalam menghadapi peningkatan inflasi dan ancaman resesi di tahun 2023 :

1. Cari Alternatif Tambahan Penghasilan Selain Gaji Tetap, Menurutnya mempersiapkan dana darurat perlu dilakukan bersamaan dengan upaya pada dua hal lainnya. Upaya yang pertama yaitu mencari alternatiif tambahan penghasilan selain gaji tetap;

2. Investasi Jadi Cara Efektif Lawan Dampak Inflasi, Mengenai investasi yang dilakukann pada saat ini, di mana situasi tidak menentu, Wayan mengungkapkan bahwa investasi yang cocok untuk mengantisipasi terjadi krisis ekonomi global adalah menggeser bobot dana investasi kita lebih banyak pada aset investasi yang tergolong aman. Dalam hal ini, Wayan, mencontohkan jenis investasi yang aman yaitu deposito, emas, dan surat berharga yang diterbitkan negara;

3. Identifikasi Pos-Pos Pengeluaran, masyarakat harus melakukan identifikasi ulang pada pos-pos penngeluaran. Jangan sampai pengeluaran membengkak dan perlu mencari celah dengan melakukan penghematan pada pos-pos pengeluaran yang dianggap kurang penting atau bisa ditunda.

Melihat fakta bahwa kelak resesi ekonomi ini tidak dapat dielakkan, tetapi baik pemerintah maupun masyarakat secara individu dapat melakukan langkah preventif maupun pencegahan terhadap dampak dari resesi ekonomi sehingga nantinya tidak terlalu merasakan kesulitan ketika resesi ekonomi mulai melanda, salah satunya yang bisa kita lakukan adalah menunda membeli barang impor dan mencintai produk domestik dan tidak membeli mata uang asing secara berlebihan karena akan berdampak meningkatkan inflasi.

Penulis

Muhammad Arif Al Azhar (Mahasiswa Prodi Manajemen, Universitas Pamulang) 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun