Mohon tunggu...
Muhammad Ali Rashidin
Muhammad Ali Rashidin Mohon Tunggu... Lainnya - Siswa SMA Negeri 28 Jakarta, kelas XI MIPA 3

Bersekolah di SMA Negeri 28 Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Aku Berharga

29 November 2020   16:30 Diperbarui: 29 November 2020   16:31 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Hari ini sangat gelap. Sangat, sangat gelap. Guru di sekolahku baru saja membagikan hasil ujian minggu lalu. Dan aku gagal. Ya, aku gagal.

"Tuhan tidak adil" batinku. Bagaimana tidak, aku telah belajar untuk ujian itu selama dua minggu lamanya. Aku telah menghafal seluruh rumus, konsep dan sebagainya. Aku selalu memerhatikan penjelasan guru di kelas. Bahkan, aku berani untuk mengatakan bahwa aku adalah siswa yang paling paham materi tersebut di kelas. Tapi tetap saja, aku gagal. Gagal.

Kata-kata itu terngiang-ngiang di kepalaku. Aku gagal. Aku tak berguna. Mau dibawa kemana mukaku. Apa yang harus ku katakan pada ibuku. Apa yang akan dilakukan oleh ayahku. Pikiran ku penuh oleh bayangan-bayangan menakutkan. Aku membayangkan hari-hari yang suram di rumah. Aku tidak akan diperbolehkan main lagi. Ayah akan marah. Ibu akan menangis kecewa. Aku takut. Sangat takut.

Sesampainya di rumah, aku membuka pintu dengan perlahan. Aku takut sekali untuk masuk ke dalam. Dengan hati-hati, aku mengucap salam. Berharap tidak ada yang menjawab. Memang benar, tidak ada jawaban dari dalam. Okelah, setidaknya sekarang masih aman. 

Aku melangkah masuk lebih dalam menuju kamarku. Keadaan rumah siang ini sangat sepi, seolah rumah ini juga takut akan amarah orangtua ku. Setelah berganti pakaian, aku memilih untuk tidur.  Aku bisa melupakan masalah ini sejenak, setidaknya sampai aku terbangun. 

Tiba-tiba, pipi ku basah oleh air mata. Kedua mataku rasanya tak kuat lagi menahan air yang sedari tadi ingin jatuh. Aku pun menangis. Bukan tangis histeris, tapi tangis yang pelan. Pelan tapi sakit sekali. Sangat, sangat sakit.

Aku terbangun.

Sudah sore ternyata. Bantal ku basah karena air mata. Tapi aku merasa lebih enak sekarang. Aku keluar kamar menuju kamar mandi untuk mencuci muka. Lebih segar ya rasanya, setelah kita menangis.

Rasa lapar mendorong ku untuk turun ke dapur. Aku memberanikan diri. Kulihat ibu sedang di ruang tengah. Lagi asyik baca buku. Baguslah, semoga dia tidak sadar akan keberadaanku.

Selama aku makan tadi, rasanya aku selalu diperhatikan oleh ibu. Aku menjadi semakin takut. Takut semua yang ku khawatirkan tadi terjadi. Rasanya aku ingin menangis lagi. 

Malam tiba. Aku harus belajar lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun