Mohon tunggu...
Muhammad Aldy Fahriansyah
Muhammad Aldy Fahriansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Oh, hai. Saya gasuka nulis, hanya sedang tersesat di internet.

Hai internet, perkenalkan saya Aldy, Orang yang tidak pernah puas terhadap jawaban-jawaban biasa. Selalu ingin mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi, terus bertanya-tanya, karena sesungguhnya semua yang ada dihadapan kita hanyalah bayangan saja, bias.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Cara Mencapai Kebahagiaan ala Plato

26 Januari 2022   06:00 Diperbarui: 26 Januari 2022   08:16 1714
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Plato, Filsuf Yunani Kuno/Source : ideapers.com

Tidak dapat dipungkiri memang tujuan hidup manusia adalah untuk mencapai keselamatan dan juga kebahagiaan. Seperti yang pernah disampaikan oleh Ki Hajar Dewantara bahwasanya manusia itu apapun caranya ingin selalu selamat dan bahagia. Bahagia disini artinya perasaan tenang dan tentram yang dirasakan insan manusia.

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mencapai kebahagiaan, baik itu dengan belanja di mall, makan makanan yang enak atau travelling dengan orang tersayang. Tiap orang berbeda-beda dalam mengekspresikan bagaimana suatu kebahagiaan dapat terwujud. Saat ini Saya ajak kalian untuk mencapai kebahagiaan ala Plato.

Plato merupakan salah satu filsuf yunani kuno yang terkenal selain Socrates dan juga Aristoteles, banyak pemikiran beliau yang luar biasa diantaranya mengenai dunia ide dan juga salah satu masterpiecenya yaitu republica. 

Menurut Plato, kunci kebahagiaan manusia terletak pada jiwanya. Karena jiwa adalah penggerak tubuh dan menjadi pusat kontrol terhadap apa yang tubuh lakukan. Plato juga menggambarkan bahwasanya jiwa manusia itu seperti Kereta kuda yang ditarik oleh dua kuda (Hitam dan Putih) bersayap dan dijalankan oleh saisnya (Manusia). 

Ilustrasi Analogi Kuda/Source : Pixabay.com
Ilustrasi Analogi Kuda/Source : Pixabay.com

Bagian kereta dan manusia digambarkan sebagai Logostikon yang berarti pikiran atau akal sehat yang dapat menuntun kemana arah kereta kuda tersebut berjalan. Bagian kuda putih menggambarkan Ephitumia yang berarti Agresifitas atau nafsu yang bersifat ingin mendapatkan penghargaan dari orang lain misalnya ingin mendapatkan kekuasaan/jabatan. Bagian kuda hitam menggambarkan Thumos yang berarti nafsu hasrat seperti nafsu seks dan nafsu ingin makan. Yang terakhir bagian sayap menggambarkan Eros yang berarti cinta, berfungsi untuk mengangkat semua hal yang tadi agar dapat terbang dengan baik dan selaras.

Dari peng-analogian tersebut Plato juga menjelaskan bahwasanya jika manusia ingin bahagia, maka mereka harus Arete yang berarti Keutamaan. Maksud arete adalah ketika suatu fungsi benda dapat berfungsi sebagaimana mestinya. 

Kuda adalah arete ketika ia dapat berlari kencang, ataupun telinga adalah arete ketika telinga dapat mendengar dengan jelas. Begitupun manusia dalam mencapai kebahagiaannya, manusia adalah arete ketika dia bisa memaksimalkan setiap fungsi jiwanya dan juga menselaraskan setiap fungsi tersebut satu sama lain.

Fungsi arete manusia tercapai ketika dirinya dapat berlaku adil dan juga harmonis baik itu kepada dirinya sendiri ataupun kepada apa yang ada di sekitarnya. Menurut Plato, bila itu tercapai, maka manusia sudah mencapai kebahagiaannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun