Mohon tunggu...
Muhammad akmal rahman
Muhammad akmal rahman Mohon Tunggu... Seniman - Mahasiswa unnivertias muhammadiyah jakarta

Selalu bersikap bodoh agar kamu tetap belajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Papua dalam Cinta

24 Agustus 2019   01:08 Diperbarui: 24 Agustus 2019   19:24 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pada hari ini saya tergoyah untuk membuat tulisan ini, masalah yang baru-baru ini terjadi sangat membuat sakit hati beberapa pihak dan tentunya yang merasa ditindas pada saat ini, namun yang sangat di sesali kali ini permasalahan yang ada ialah masalah rasisme kepada beberapa pihak yang masih melekat pada hati sebagian dari orang indonesia.
Kenapa harus papua?
Bukankah indonesia ini terlahir karena perbedaan?, bukankah indonesia lebih berwarna di banding negara lain karena perbedaan?, bukankah indonesia kuat karena perbedaan?. Lalu mengapa sikap rasisme masih melekat pada diri rakyat indonesia bukankah kita sudah sama-sama belajar di bangku sekolah dasar dulu bahwa indonesia itu bhineka tunggal ika.
Kemarin, hari ini, atau bahkan sampai waktu yang kita tidak ketahui hal ini akan terus terjadi. Terus apa artinya kalimat "bersatulah indonesia" yang selalu kita dengar
Saudara kita dari timur indonesia sedang menangis , mengapa? Sudah jelas karena cita-cita mreka untuk memajukan tanah papua dengan cara menuntut ilmu ke pulau orang dengan harapan untuk dapat membanggakan orang tua mereka yang di tinggalkan di kampung halaman. Kini sirna! Karena masih saja ada sikap rasisme dari orang-orang baru di sekitarnya seolah-olah menghambat mreka menimbah ilmu sedangkan pendidikan tidak memandang suku bangsa atau pun ras karena pendidikan adalah hak seluruh anak bangsa
Tidak sebanding saudara apa yang telah kalian ambil di tanah papua dan berbicara di peruntukan untuk kemakmuran bangsa dengan kami yang hanya menimbah ilmu di tanah kalian. Tindakan represif dan diskriminatif yang di lakukan oleh aparat dan oknum warga surabaya pada saat itu terhadap sebagian rakyat papua yang sedang menimbah ilmu menunjukan bahwa rendahnya bentuk penghormatan hak asasi manusia terhadap rakyat papua sekaligus membuat masyarakat papua bertanya-tanya "kalau menimbah ilmu saja kami di persulit lantas mengapa kita masih di berada di NKRI"
Lagi-lagi masalah mayoritas dan minoritas, ingat saudara, papua juga masih indonesia sudahilah sikap rasisme untuk semua orang demi indonesia yang kuat akan perbedaanya para pahlawan yang berjuang untuk kemerdekaan indonesia juga akan menangis jika hal-hal seperti ini teru terjadi di negeri yang kita cintai ini. Hari ini papua butuh perhatian dari seluruh masyarakat indonesia, kurangnya pendidikan yang membuat masyarakat papua yang menjadi seolah-olah rakyat yang keterbelakangan di negeri ini.

membangun negeri bukan hanya indonesia tengah atau pun barat melainkan ditimur indonesia sangat membutuhkan kasih sayang yang tulus dari negeri ini

Tulisan ini di buat karena keresahan yang harus di sampaikan dan membuka mata hati para oknum yang melakukan sikap represif dan diskriminatif terhadap rakyat papua di surabaya  salam damai dari timur indonesia, PAPUA DALAM CINTA

Identitas penulis : muhammad akmal rahman mahasiswa fakultas ilmu sosial dan ilmu politik unniversitas muhammadiyah jakarta

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun