Mohon tunggu...
Muhammad AuliaRahman
Muhammad AuliaRahman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Tingkat Akhir di Prodi Psikologi

Seorang pemula yang mencoba untuk belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Love

FWB: Untung atau Buntung?

28 September 2021   13:24 Diperbarui: 28 September 2021   13:25 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Love. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Prostooleh

Di zaman yang serba cepat dan terbuka ini, manusia dituntut untuk bisa beradaptasi dengan keadaan. Hal ini tentu saja mempunyai sisi positif dan negatif. 

Sisi positif yang didapat bisa beruba manusia semakin terbuka sudut pandangnya karena mudah untuk mendapatkan akses informasi, akan tetapi ternyata hal ini juga menimbulkan sisi negatif yang berupa banyak sudut pandang yang tidak sesuai adat dan norma nusantara juga ikut dianut, termasuk gaya berhubungan Friends with Benefit (FWB).

Menurut Bisson dan Levin (Agustin, 2019; Dewi & Sumantri, 2020) FWB adalah hubungan pertemanan lawan jenis yang melibatkan unsur seksual tanpa melibatkan komitmen, perasaan cinta dan perasaan romantis. 

Lamanna & Riedmann (Dewi & Sumantri, 2020) mengatakan alasan mengapa hubungan dengan gaya FWB dipilih karena beberapa diantaranya ingin menunda perkawinan dengan alasan ingin mengejar pendidikan dan karir, serta ada juga yang masih khawatir dengan komitmen dalam hubungan. 

Dengan pola hubungan FWB ini, maka para pelaku merasa tidak harus memenuhi kewajiban seperti dalam hubungan pernikahan yang menuntut perhatian, komitmen serta hubungan romantis. 

Menurut Rahadi dan Indarjo (2017) bentuk perilaku seks yang lazim terjadi adalah berciuman, oral seks, saling meraba bagian tubuh pasangan, petting (menggesekan kelamin ke bagian tubuh pasangan) maupun intercourse atau memasukkan alat kelamin pria ke dalam alat kelamin wanita (Agustin, 2019).

Menariknya, motivasi melakukan hubungan FWB diantara pria dan wanita berbeda. Pria mampu melakukan seks tanpa melibatkan emosi (Dewi & Sumantri, 2020), menurut penelitian yang dilakukan oleh Raquel da Gut (Pease & Pease, 2018) Pada bagian karpus kalosum, yaitu tali penghubung yang membuat belahan otak yang satu dengan lainnya dapat bertukar informasi, terhubung hanya 30% lebih sedikit pada otak laki-laki daripada otak perempuan. Hal ini menyebabkan pria memusatkan perhatian pada satu aktivitas secara khusus, termasuk memisahkan yang mana cinta dan seks.

Berbeda dengan pria, wanita melakukan hubungan fwb cenderung melibatkan emosi (Dewi dan sumantri, 2020). Lebih jelas, Pease dan Pease (2019) mengemukakan alasan utama bagi perempuan untuk terlibat dalam hubungan fwb, yakni terkait harga diri, mencari laki-laki yang berpotensi bagi dirinya untuk dijadikan suami, mencari untung bagi dirinya sendiri, serta mencari gen yang terbaik untuk keturunannya kelak.

Berhubungan dengan gaya fwb bukan berarti tanpa risiko, justru hubungan ini memiliki banyak sekali risiko, terutama penyakit kelamin seperti AIDS, sifilis, dan lain sebagainya. Hal ini dikarenakan gaya berhubungan fwb yang tidak memiliki komitmen atau rasa memiliki satu sama lain, menjadikan pria maupun wanita yang memutuskan hubungan fwb, kemungkinan juga memiliki hubungan fwb dengan individu lain.

Terlepas apakah hal ini melanggar norma agama dan budaya atau tidak, gaya berhubungan ini diminati cukup banyak orang dikarenakan mampu memuaskan kebutuhan seksual tanpa komitmen. jika anda memang memutuskan untuk melakukan hubungan fwb, ada baiknya anda pertimbangkan kembali keputusan anda dan pakailah selalu pengaman ketika berhubungan, selain itu kenalilah pasangan fwb anda sebaik mungkin, termasuk riwayatnya sebelum berhubungan. Hal ini bertujuan untuk mencegah anda terkena penyakit kelamin yang sangat berbahaya.

Sumber

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun