Mohon tunggu...
muhammad ismunandar
muhammad ismunandar Mohon Tunggu... Penulis - Cynophobia

Menulis untuk menintipkan pikiran pada kata-kata

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

PEREMPUAN DI BUNUH PATRIARKI

29 November 2020   00:18 Diperbarui: 29 November 2020   17:00 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh Cynophobia - Perempuan adalah ibu kehidupan, ialah permata yang sesungguhnya didunia ini, dia jugalah yang menjadi tempat lahirnya para penerus generasi. Karna sesungguhnya sang penguasa alam semesta telah menganugerahkan sesuatu yang bernamakan "Rahim" sebagai tempat melahirkan manusia. Dari rahim perempuan, kehidupan dilahirkan, diperjuangkan, juga mendapatkan hakekat dan martabat. Peradaban dunia tak akan bisa hidup dengan maju dan modern seperti sekarang tanpa hadirnya sosok perempuan, Budaya kita selalu menempatkan peran perempuan sebagai peran nomor dua. Pendalaman mengenai ajaran islampun menempatkan perempuan sebagai sebuah instrumen yg vital, dengan menyebutkan bahwa "SURGA ADA DITELAPAK KAKI IBU" tetapi dalam sisi lain kehidupan sosial, Standar moral manusia selalu saja marginalisasikan perempuan sebagai mahluk yang lemah, Dan tidak pernah melibatkan terlalu banyak perempuan untuk urusan bernegara. Selalu saja menempatkan perempuan diposisi yang mendiskreditkan gender perempuan, hanya di dapur, kasur dan sumur.
Kita tidak harus menafikan bahwa dari rahim perempuan lahir para ahli ekonomi, konsultan politik, ahli tata negara dan lain sebagainya. Kenapa kita masih meragukan kemampuan serta mengkerdilkan perempuan sedangkan dari rahim merekalah lahir orang - orang hebat yang mampu mengubah dunia. Seluruh potensi kemanusiaan perempuan itu tenggelam atau ditenggelamkan dan dilupakan dari pusaran sejarah sosial yang didominasi oleh dunia maskulinisme. Inilah yang popular disebut sebagai peradaban patriarkisme. Patriarkisme adalah
sebuah ideologi yang memberikan kepada laki-laki legitimasi superioritas, menguasai dan mendefinisikan struktur sosial, ekonomi, kebudayaan, dan politik dengan perspektif keseluruhan laki-laki.
Sehingga menjadikan reduksi tersendiri terhadap pemikiran serta tindakan dari perempuan yang mengubah mindset perempuan menjadi kontraproduktif terhadap ide serta gagasannya.
Akar dari ini semua bisa dilihat dari bagaimana konstruksi ide yang dibentuk untuk alasan dan tujuan tertentu. pembentukan ide yang menyatakan laki-laki memiliki kedudukan yang istimewa mengantarkan pada hegemoni politik dan budaya.
Pandangan - pandangan patriaki seperti inilah yang melahirkan interprestasi yang paradoks, ambigu, sekaligus penuh dengan nuansa - nuansa yang merendahkan perempuan memperlihatkan bahwa perempuan hanya dilihat semata-mata dari aspek tubuh, dan biologis. Perempuan hanya dipandang sebagai benda atau barang bukan sebagai manusia. Sekaligus mengdegradasi akal dan moral seorang laki-laki yang hanya melihat perempuan sebagai entitas penyaluran hasrat seksualitas dan objek kekerasan.
Paradigma manusia selalu melihat perbedaan laki-laki dan perempuan kepada seonggok penis dan lubang vagina tapi lupa bahwa mereka memiliki predikat subyek yang sama, yaitu, manusia.
Manusia tidak didasarkan pada jenis kelamin laki-laki dan perempuan, akan tetapi pada kemampuan intelektual dan spiritualnya.
Kamu, saya, kita semua harusnya setara.
Mari kita mulai membangun cakrawala berpikir luas untuk mulai melihat semua manusia itu setara dan memiliki hak yang sama. Mau itu perempuan atau laki - laki semuanya punya hak sama pada kehidupan sosial, budaya, politik serta ekonomi.

Cara pandang yang membeda-bedakan status gender (jenis kelamin), ras, suku, agama dan bangsa bukanlah cara pandang Tuhan, melainkan cara pandang manusia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun