Mohon tunggu...
Muhammad zulhamsyah
Muhammad zulhamsyah Mohon Tunggu... Teknisi - Mahasiswa

Menjadi lebih baik lagi

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Perspektif Ekonomi Politik di Masa Pandemi Covid-19

8 Agustus 2020   13:13 Diperbarui: 8 Agustus 2020   13:45 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

COVID-19 ini pertama kali ditemukan di wilayah Kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Pada awalnya, virus ini hanya berkembang dan menyebar di wilayah China, namun seiring berjalannya waktu, COVID-19 kemudian menyebar ke seluruh penjuru dunia.

Beberapa negara besar seperti Amerika, Rusia, Korea selatan, Jepang bahkan Indonesia juga tidak luput dari penyebaran virus Corona. Virus ini menyerang sistem pernafasan manusia dengan Gejala awal seperti batuk - batuk, demam, sesak nafas, sakit tenggorokan, dan lemas letih. 

Gejala awal yang cukup umum tersebut mengakibatkan masyarakat Indonesia kesulitan mengidentifikasi apakah dia terjangkit Virus Corona atau hanya mengalami demam biasa. Hingga saat ini belum ditemukan obat khusus untuk menyembuhkan pasien yang dinyatakan positif COVID-19.

Di sisi lain, kurangnya kesiapan Pemerintah Indonesia dalam menanggulangi fenomena tersebut, berdampak pada kurangnya tenaga medis, minimnya Alat Pelindung Diri (APD) bahkan beberapa rumah sakit tidak mampu menyediakan ruangan khusus pasien positif Corona, akibatnya terjadi lonjakan jumlah pasien positif Virus Corona dan tidak sedikit pasien yang pada akhirnya meninggal karena Virus Corona. 

Padahal, pelayanan kesehatan di Indonesia menjadi sesuatu yang harus ditingkatkan mengingat jumlah penduduk di Indonesia merupakan salah satu negara terbesar dalam hal kuantitas.

Tingkat penyebaran virus COVID-19 sangat cepat, hingga pada akhirnya menyebabkan beberapa daerah di Indonesia ditetapkan sebagai zona merah salah satunya kota medan, hal ini mengakibatkan masyarakat semakin panik. Fenomena tersebut disebut Panic Buying, kepanikan tersebut menyebabkan masyarakat membeli kebutuhan pokok, masker dan hand sanitizer dalam jumlah yang sangat banyak sehingga mengakibatkan persediaan barang-barang tersebut kian menipis dan langka.

Kalaupun ada, barang seperti masker dan hand sanitizer saat ini harganya sudah melonjak tinggi dan jauh diatas harga normal. Permasalahan tersebut sama seperti penjelesan teori ekonomi supply and demand yaitu apabila permintaan lebih tinggi daripada penawaran, maka harga juga akan menjadi lebih tinggi atau naik.

Otomatis hal ini menjadikan permasalahan baru yang hadir di tengah pandemic global, terutama di Indonesia. Apabila harga barang-barang tersebut menjadi semakin mahal, maka akan timbul kesenjangan sosial di masyarakat.

Hanya masyarakat golongan menengah ke atas yang mampu membeli alat pelindung kesehatan tersebut. Lantas bagaimana dengan golongan masyarakat menengah ke bawah?

Untuk membeli kebutuhan pokok setiap harinya mereka harus bekerja keras apalagi untuk membeli persediaan obat, masker, ataupun hand sanitizer yang harganya sudah melambung tinggi. Padahal jika dilihat kembali, masyarakat kecil juga memiliki hak yang sama untuk mendapatkan jaminan kesehatan layaknya masyarakat menengah ke atas.

Pendekatan ekonomi politik mengaitkan seluruh penyelenggaraan politik, baik yang menyangkut aspek, proses, maupun kelembagaan dengan kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh masyarakat maupun yang di introdusir oleh pemerintah. maka yang harus dipikirkan dan dilakukan adalah tentang bagaimana pentingnya meningkatkan produktivitas dalam berbagai sektor kehidupan masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun