Anies baswedan adalah seorang gubernur DKI Jakarta yang mana pada akhir oktober nanti, ia telah melaksanakan tugasnya menjadi gubernur selama 5 tahun.Â
Keberadannya memimpin Jakarta merupakan sebuah komitmen dalam menjalankan janji-janjinya untuk membuat kemajuan dalam tata kota DKI Jakarta.Â
Secara holistik, dalam masa jabatannya menjadi Gubernur, ia bisa dibilang sukses dalam menjankan Amanah yang diberikan, sehingga ia banyak dicintai dan di idolakan oleh hampir seluruh warga Jakarta bahkan di cintai oleh Sebagian warga Indonesia.
Latar belakang yang cukup bagus dan banyak disukai oleh masyarakat membuat ia berpeluang bahkan 'digadang-gadangkan' untuk maju di dalam kontestasi pemilihan Presiden yang akan dilaksanakan pada tahun 2024 mendatang. Tentunya modal sosial dan modal kultural telah dikantongi oleh Anies Baswedan.
Akan tetapi, untuk maju dalam kontestasi Pilpres, tidak cukup menggantongi dua modal itu saja, ia juga harus menggantongi modal politik. Tidak adanya partai politik adalah satu kekurangan yang ada pada diri Anies Baswedan. Sebab, semua kita juga sudah pasti tahu, bahwa untuk mencalonkan diri sebagai Presiden tidak bisa dari jalur perseorangan, pastinya harus mempunyai partai politik dan mendapatkan usulan dan dukungan dari partai politik. Nah, itulah yang tidak dimiliki oleh Anies!
Ketidakpunyaan modal politik itulah, Anies Baswedan adalah seorang yang "miskin". Walaupun bisa dibilang ia adalah seorang pemimpin yang berkharisma dan mempunyai kinerja yang bagus, namun ia tidak mempunyai kendaraan yang bernama partai, maka ia tidak akan bisa menikmati dan merasakan berkontestasi dalam pemilihan Presiden.
Begitulah salah satu syarat menjadi calon Presiden. Tidak peduli ia memiliki kinerja bagus atau tidak, tidak peduli ia memiliki pengalaman dalam kepemimpinan yang bagus atau tidak, tidak peduli ia merupakan sosok pemimpin yang pro rakyat atau tidak; asalkan ia berasal dan mempunyai partai, maka ia menjadi sesosok orang "kaya" yang bisa mencalonkan diri sebagai Presiden.
Mengutip tulisan dari buku A social Critique of the Judgement of Taste yang ditulis oleh Pierre Bourdieu, ia pernah menulis, "Jika kamu tidak mempunyai modal yang kumiliki maka kamu adalah kelompok yang kurang berharga dan patut mengikuti apa yang kami miliki".Â
Itulah gambaran persis ketika Anies Baswedan tidak mempunyai modal politik, ia akan dianggap seperti seorang yang "miskin". Ketika ia ingin merubah nasib nya menjadi kaya, ia harus mempunyai modal. Ketika ia ingin maju ke dalam kontestasi Pilpres, maka ia wajib masuk ke Partai Politik. Sebab, itulah keharusan yang harus dipenuhi.
Seandainya Anies Baswedan ditawari masuk ke Partai Politik dan diusulkan menjadi kandidat calon Presiden, maka ia akan bisa menjadi sosok penentu yang menguasai arena kompetisi Pilpres. Apalagi, kalau Anies mempunyai modal ekonomi yang mumpuni, pastinya ia akan terpilih. Tapi sayangnya, ia adalah seorang yang "miskin" dalam arena politik.