Mohon tunggu...
Muhammad Nashruloh
Muhammad Nashruloh Mohon Tunggu... Lainnya - aku tidak memiliki cukup banyak pengalaman yang menyenangkan. jalan cerita hidupku dan dunia ini tidak sesuai keinginanku. aku sedang menunggu teknologi yang bisa membuatku immortal.

Pernah belajar filsafat di Fakultas Filsafat UGM

Selanjutnya

Tutup

Film

Review Film "Tenet" (2020) Karya Christopher Nolan: Garuk-garuk Kepala Vs Garuk-garuk Perut

12 Maret 2021   18:40 Diperbarui: 12 Maret 2021   18:45 841
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://m.imdb.com/

Tenet merupakan film yang rilis tahun 2020 besutan sutradara super-super jenius (katanya) siapa lagi kalau bukan the one and only Christopher Nolan. Haduhh. Si Nolan ini sepertinya terkena fisika sindrom. Doi ga bosen-bosennya ngulik teori fisika ruang dan waktu. Mulai dari dunia parallel (yang sentimentil) ala interstellar sampai dunia "terbalik" (yang datar) ala Tenet. 

Gagasan cerita yang dibawakan sineas asal inggris ini emang jenius, makanya doi lebih cocok jadi fisikawan (dan mungkin ini cita-cita pertamanya) atau kosmolog biar imajinasinya yang liar bisa ditempatkan dimedium yang tepat. Tapi, pertanyaannya adalah doi ini benar-benar jenius atau dipaksa untuk selalu terlihat jenius (karena penggemarnya "terlanjur" melabeli dirinya jenius). Bagiku jenius bukan cuman soal gagasan tapi juga pembawaan. Dan Tenet adalah contoh nyata bagaimana film dengan gagasan cerita yang "WAW" dibawakan dengan sangat biasa-biasa saja.

Kalau boleh merangkum kurang lebih film ini bercerita tentang bagaimana keadaan dunia apabila masa lalu dihapuskan misalnya begini kamu time travel ke masa lalu dan kamu bunuh orang tuamu sebelum mereka bertemu maka apa yang terjadi denganmu. Tidak akan ada masa depan tanpa masa lalu. Nolan kali ini memberikan kemudahan kepada penonton. 

Film Tenet secara alur berjalan linear dengan penggunaan dua latar waktu. Cara membedakan latar masa sekarang dengan masa lalu adalah mekanisme kerja alam. Dalam pandangan orang yang mengunjungi masa lalu objek akan bergerak mundur karena entropi objek dalam hukum fisika blablablabla juga mereka harus menggunakan alat bantu oksigen yang dibawa dari masa sekarang. 

Dengan bumbu adegan action mulai dari tembak-tembakan biasa, koreo berantem biasa, kejar-kejaran mobil biasa juga cinta-cintaan yang sangat biasa saja. Film ini lebih menarik untuk dibahas segi karakter tokoh dan kesalahan dalam memilih aktor dibandingkan membahas bagaimana film diceritakan.

Karakter utama yakni seorang agen tak bernama dengan latar belakang yang tidak jelas. Diakhir cerita ternyata doi inilah sebab dan akibat itu sendiri. Menyebut dirinya sebagai The Protagonist. Dibawakan dengan sangat tidak menarik oleh John David Washingtonh. 

Si John datar banget sepanjang film. Adegan berantem biasa, marah biasa, sedih biasa terakhir mengekspresikan rasa cinta terhadap tokoh bernama kat malah tidak terlihat (minimal main mata atau gestur) beruntung tertolong dengan dialog dan gerak pindah kamera.

Tokoh Kat inilah pemantik cerita kedua setelah teknologi pembalik waktu. Si Kat diperankan oleh Elizabeth Debicki dengan apik kurang lebih dia ini mamah muda korban KDRT yang selingkuh (entalah mana yang lebih dulu antara selingkuh atau KDRT) dan sangat sayang dengan anaknya. 

Kat adalah salah satu penyebab tokoh antagonis marah dengan dunia, jembatan yang menghubungkan The Protagonist dengan tokoh antagonis juga penyebab The Protagonist melakukan improvisasi dalam misinya. The Protagonist bahasa alaynya tersentuh dan ingin menyelamatkan Kat dari kekejaman yang biasa-biasa saja oleh tokoh antagonis.

Si tokoh antagonis bernama Andrei Sator (suami dari tokoh Kat) diperankan oleh Kenneth Branagh lebih terkesan seperti bapak-bapak kaya yang biasa-biasa saja dibandingkan penjahat yang punya niatan untuk memusnahkan dunia. Entah, naskahnya yang demikian atau si aktor yang tidak mampu mengangkat karakter seorang Andrei Sator. 

Intinya ekspresi air muka Kenneth Branagh sepanjang film kurang jahat, minim perubahan ekspresi. Kayaknya doi ga punya stok bisnis akting yang banyak, jadi yang penting dialog selesai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun