Mohon tunggu...
Muhammad Muarief
Muhammad Muarief Mohon Tunggu... Guru - Guru SMK NU PETARUKAN

saya lahir di Pemalang pada tahun 1992, sekarang saya bekarja di sekolah swasta di daerah kecamatan petarukan kabupaten pemalang. saya memiliki hobi dibidang olah raga.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengatasi Perokok di Sekolah dengan Teknik Pendekatan Scalling Question dan Exception Question

10 Desember 2022   02:28 Diperbarui: 10 Desember 2022   02:38 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kebiasaan merokok peserta didik baik disekolah maupun diluar sekolah merupakan suatu kasus/permasalahan yang hampir tiap sekolah ada, berdasarkan dari informasi tersebut penulis mencoba untuk mencari tahu tentang kebenarannya melaui observasi dan wawancara terhadap kesiswaan di sekolah. didapatkan data bahawa memang benar ada beberapa peserta didik memiliki kebiasaan merokok baik di dalam maupun di luar sekolah, hasil wawancara menunjukkan bahwa peserta didik memiliki beberapa titik atau tempat tertentu untuk dijadikan tempat merokok di dalam sekolah, diantaranya di bagian warung depan sekolah. 

Selain itu berdasarkan observasi yang dilakukan penulis didapati peserta didik merokok pada saat berangkat dan pulang sekolah. sebelum pulang menuju rumah, mereka singgah sejenak untuk nongkrong, merokok kemudian baru pulang ke rumah masing-masing. Berdasarkan hal tersebut penulis sebagai guru BK di sekolah merasa memiliki beban moral dikarenakan peserta didik kurang mencerminkan sikap pelajar yang sebagaimana mestinya, yaitu peserta didik tidak memiliki kebiasaan merokok, dengan demikian maka penulis memiliki rencana untuk membantu peserta didik agar terbebas dari kebiasan merokok yang mereka alami.

Faktor yang melatar belakangi penyebab peseta didik merokok yaitu 1. Peserta didik ikut-ikutan teman, jika tidak merokok maka akan di ejek, 2. Peserta didik terbiasa merokok dirumah karena tidak adanya larangan dari orang tua, dan 3. Lingkungan tempat bermain yang kurang mendukung. Dari ketiga faktor tersebut maka Guru BK tergerak untuk memberikan layanan responsif kepada peserta didik yang merokok baik didalam lingkungan sekolah maupun di luar sekolah.

Ada beberapa alternatif yang bisa dilakukan oleh penulis, tetapi Konseling Kelompok dengan pendekatan SFBT dirasa penulis yang paling tepat, dimana konseling singkat yang berfokus kepada solusi solusi yang akan dilakukan untuk meninggalkan kebiasaan merokok. Penulis memilih layanan konseling kelompok karena peserta didik yang mengalami masalah tidak hanya satu atau dua orang saja melainkan ada lima orang maka dari itu untuk efektifitas waktu, konseling kelompok lah yang paling tepat guna proses pemberian layanan, sedangkan dalam rangkaian konseling kelompok ini akan dilakukan dalam dua kali petemuan.

Dalam proses pelaksanaan tentunya ada beberapa tantangan yang dialami oleh penulis, tantangan yang nyata adalah peserta didik memiliki kebiasaan merokok yang sudah relatif lama, sehigga dalam proses penyembuhan kebiasaan tentunya tidak akan semudah yang di bayangkan. Dalam kegiatan ini penulis melibatkan wali kelas untuk memantau perkembangan dari kebiasaan peserta didik.

Dalam proses pemberian layanan penulis (Guru BK) tentunya memiliki rencana yang akan dilakukkan untk menghadapi tantangan, guru BK memberikan motivasi dan juga memberikan tantangan. Dimana penulis (guru BK) mencoba menyesuaikan dengan karakter anak muda yang suka dengan tantangan. Yang dimasksud tantangan disini adalah memberikan capaian, capaian yang harus dilalui oleh peserta didik dalam beberapa hari kedepan berkaitan dengan kebiasaan merokoknya. Untuk menunjang keberhasilan dari rencana yang dilakukan (guru BK) melibatkan wali kelas guna memantau perkembangan dari peserta didik.

Setelah terlaksananya kegiatan konseling kelompok dengan pendekatan SFBT dengan teknik scalling dan exception question untuk peserta didik yang memiliki masalah tentang kebiasaan merokok memberikan hasil yang efektif, dimana dari indikator tujuan bisa tercapai sehingga peserta didik mampu memiliki pemahaman tentang hidup sehat tanpa merokok. Dari rangkaian yang sudah dilakukan penulis mendapat pengalaman baru tentang pelaksanaan konselig kelompok menggunakan pendekatan SFBT yang baru pertama kali dilaksanakan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun