Mohon tunggu...
Syukron Albusta
Syukron Albusta Mohon Tunggu... Wiraswasta - www.dokterspiritual.blogspot.com

Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian. _Pramoedya Ananta Toer_

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Berdamai di Tengah Panasnya Suhu Politik

9 Januari 2019   22:01 Diperbarui: 9 Januari 2019   22:21 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dahulu orang pernah bilang jika bermain api bisa menjadi lawan dan bisa juga jadi kawan, sengaja saya mengatakan seperti itu karena api ada resiko bagi yang menggunakannya, "jadi kalau begitu tidak perlu bermain api?" hmm, boleh saya luruskan! Api yang sering kita gunakan tentu saja bermanfaat jika digunakan dengan baik, dan proporsional. Soalnya jika tidak ada api mau masak pakai apa coba! Main-main dengan api, nanti akan tau rasanya.

Politik memang bukan api, itu hanya perumpamaan. Perbedaannya sangat jauh, jika politik berbicara kekuasaan, api hanya alat saja digunakan untuk memasak, membakar, sampai-sampai menghanguskan alias "gosong". Jadi? Karena politik  juga ada suasana panas dan dinginnya, panas jika ada serang sana serang sini, fitnah sana dan fitnah sini. Menggunakan berbagai cara agar lawan kalah. Siapa yang jadi korban? Tentu saja rakyat, kalau saya katakan objek dari panasnya politik adalah rakyat itu sendiri, bukan politikusnya.

"masa orang jadi presiden kita yang bertengkar". Sudahlah! Negara demokrasi harus memperjuangkan aspirasi rakyatnya dan itu harus diperjuangkan, antara 01 dan 02 harus dipilih dengan cermat dan kehatian, jangan sampai salah dalam memilih. Ko begitu? Lalu harus gimana lagi negara kita harus mencari pemimpin sejati, apakah dengan cara itu? Dalam arti kata dengan cara mefitnah sana dan sini.

Ditengah panasnya suhu politik, kita memang tau bahwa visi dan misi menjadi penentu dari naiknya elektabilitas paslon kedepan sebelum berkontestasi, visi misi yang bagus akan membawa Indonesia kedepan yang lebih baik,  tetapi dengan "kualitas damai" tetap mengedepankan etika dan sopan dalam berpolitik. Menghargai ide-ide pasangan lawan, dan tidak menjatuhkan kenerja yang sudah tercapai. Semoga ini terdengar dan dilaksanakan!

Dengan berdamai bagi masyarakat tertanam sikap tenang dan tidak terburu-buru, termakan isue, apalagi hoak. Juga yang paling penting persatuan dari negara Indonesia tetap terjaga, dan juga agama, Ini penting!. Persatuan jika berpecah-belah akibat pilpres tentu saja menjadi tugas baru bagi presiden terpilih nantinya, dan kita menghambati satu program yang seharusnya terlaksana di awal waktu.

Api politik, sekarang saya mencoba menggabungkan dua kata itu. Akan lebih besar lagi persoalan  bagi penggunanya yang tidak berhati-hati,  kenapa begitu? Karena yang memainkan api ini bukan orang sembarangan, sangat lihai dan terlatih. Maka jika api politik dimainkan seolah-olah yang lain akan tinggal, dan tidak diperdulikan. Lihat saja!

Selagi api ini masih kecil, berdamailah menggunakannya, anggap saja dia adalah kawan bukan lawan yang harus dipadamkan dengan air, dan bersiap-siaplah menerima dan memberi, menerima kemenangan dan memberi kemenangan dengan damai. Menyikapi nya seperti apa? Dengan santun dan mengedapankan etika politik. tidak saling memfitnah sana dan sini. Wallah Musta'an.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun