Mohon tunggu...
Syukron Albusta
Syukron Albusta Mohon Tunggu... Wiraswasta - www.dokterspiritual.blogspot.com

Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian. _Pramoedya Ananta Toer_

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Persoalan Iman

8 Januari 2019   19:54 Diperbarui: 8 Januari 2019   19:59 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Persoalan Iman

Jika  Nabi Ibrahim pernah berdialog dalam hatinya  terhadap matahari yang muncul dipagi hari, dan akhirnya Nabi Ibrahim menemukan siapa sebenarnya tuhan, maka itu juga mesti harus dilakukan oleh manusia saat ini. sebab apa yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim sebuah proses makrifat yang sesungguhnya, jika iman tidak didasari dengan makrifat maka belum lah sempurna iman seseorang, misalkan saja seorang yang meyakini didalam hatinya bahwa tuhan maha melihat, apakah  cukup di OK kan saja? Lantas tidak disertakan proses makrifat seperti yang dilakukan oleh Nabi Ibarahim.

Seseorang yang mengerjakan perintah tuhan tanpa didasari keimanan yang kuat, mesti dipertanyakan untuk apa ibadah tersebut? Lalu bagaimana! Disinilah perlunya iman agar ibadahnya menjadi terarah, seseorang akan tahu maksud tujuan dari ibadah yang dilakukannya, sejatinya lagi ibadah tanpa adanya iman maka tidak memiliki nilai apa-apa dari tuhan, mungkinkah ibadah yang dilakukan tanpa iman diterima?

Saya tidak menjawab lebih jauh mengenai hal ini, sebab syarat amal ibadah itu diterima dengan  adanya dua hal, pertama mengikuti   ajaran Nabi Muhammad SAW, kedua adalah ikhlas karena Allah. Amal ibadah tidak akan luput dari dua hal tersebut yang akan mempertanyakan keberadaan manusia dimuka bumi.  Kenapa tuhan menjadikan manusia?  penciptaaan manusia hanya untuk beribadah kepadanya, bukan untuk berpoya-poya bukan untuk berleha-leha, jelas disini untuk mengabdikan diri kepada Allah semata.

Ok, kembali lagi kepada iman, kenapa sulitnya memahami kalimat ini? karena tidak sedikit orang yang memahaminya dengan baik, mau saya buktikan? Ok, hal yang paling kecil saja ketika berpuasa di bulan ramadhan kenapa masih banyak orang yang meroko dijalan dan ketika ditanya asal usul agamanya Islam. Menurut mereka agama hanyalah agama dan tidak ada hubungannya dengan iman. Atau korupsi yang terjadi begitu banyaknya dan kebanyakannya adalah orang yang beragama Islam, boleh saya berakta seperti itu? Santai! Ini adalah fakta, dan kita sepakat tidak menyalahkan agama tetapi yang menjalankan agama yang salah.

Islam seharusnya tidak terpisahkan dari iman, mengapa demikian? Itulah hukum alam yang tidak jauh beda dengan gaya tarik grafitasi bumi, lalu? Islam jika tidak dengan Iman maka Islamnya akan pudar, dan akhirnya seolah-olah Islam yang salah, padahal mengamalkan Islam harus dengan Iman, mau tidak mau. Memahami Islam sangat penting namun mempercayai tentang Islam jauh lebih penting.

Persoalan iman sebenarnya sudah lama, bayangkan saja semenjak manusia mengenal apa itu Islam?  Sekedar mengingatkan kembali jika memang sudah terlupakan. Tidak ada salahnya juga bagi kita yang sudah terlanjur melupakan karena beberapa alasan-alasan, sengaja atau tidak sengaja, terencana atau tidak terencana, untuk kembali menyadarinya.  Karena hal itu mungkin saja terus berlangsung dan ada disetiap akhir-akhir kehidupan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun