Mohon tunggu...
Syukron Albusta
Syukron Albusta Mohon Tunggu... Wiraswasta - www.dokterspiritual.blogspot.com

Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian. _Pramoedya Ananta Toer_

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tema "Religi", Menuju Pilpres 2019

13 Agustus 2018   17:24 Diperbarui: 13 Agustus 2018   17:33 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tema Religi, Menuju Pilpres 2019

Pasca pencalonan capres dan cawapres menetapkan Jokowi-Ma'ruf Amin sah menjadi pasangan di pilpres 2019 dari kubu petahana, sedangkan kubu penantang kali ini masih dengan nama yang sama di pilpres tahun 2014 yaitu Prabowo-Sandiaga. 

Pasangan cawapres dari kedua calon ini memang tidak disangka-sangka sebelumnya, karena masih banyak calon wapres yang lain untuk dijadikan pasangan masing-masing capres, memang politik yang dinamis dan elastis ini membuktikan betapa labilnya politik saat menentukan siapa pasangan yang akan berkontestasi di pilpres akan datang.

Jika diamati dengan seksama, tema "relegius" bagi salah satu pasangan capres  adalah menjadi sinyal untuk mendapatkan tempat yang strategis dalam hal ini barangkali bisa dikatakan "hoaks" yang muncul di sekeliling presiden. begitu banyak persoalan agama yang dituduh oleh masyarakat kepada Jokowi mulai dari isu "komunisme" yang paling besar, hingga persoalan persoalan penistaan agama.

Tidak salah juga, pemimpin yang berlatar belakang "ulama" untuk menjadi pendamping Jokowi di pilpres 2019 nanti, dengan syarat memang keinginan dari hati yang terdalam untuk membenahi Indonesia, harapan masyarakat tentu saja lebih jauh daripada itu. Tetapi menjadi pertanyaan juga apakah faktor usia menjadi persoalan ataukah tidak? Dan malah menjadi dugaan  negatif bagi masyarakat bahwa Jokowi hanya memanfaatkan kesempatan untuk memenangkan pilpres 2019.

Ini yang menjadi bahaya besar sesungguhnya, "harap mendapatkan hujan tetapi malah kemarau yang akan tiba" semoga tidak terjadi. Ya, faktor usia tidak bisa dikatakan bahwa mampu atau tidaknya seseorang untuk memimpin, karena itu hanya persoalan psikologis, maka banyak yang "tua tapi belum  dewasa" dan umur tidak menjadi barometer. Sampai saat ini Kh Ma'ruf Amin tidak bermasalah dengan kesiapannya untuk menjadi cawapres Jokowi.

Apakah ini memang skenario yang sudah direncanakan dari awal atau tidak, mengingat nama Mahfud MD menjadi trending topik di bursa cawapres Jokowi sebelum-sebelumnya. Kekecewaan Mahmud MD tidak pernah terungkap di media, namun rasa kecewa itu pasti ada, ini menjadi bomerang atau sekenario? Lagi-lagi saya katakan sekenarionya adalah sebagai penarik simpati bahwa tema "relegius" manjadi magnet penarik massa.

Bagaimana kekecewaan ini juga dirasakan oleh fans-fansnya Mahmud MD, mereka siap membantu dengan masa dan segala strategi untuk mencapai kemenangan akhirnya menjadi lemah, walaupun fans-fansnya Mahmud MD juga tidak bisa dipastikan dengan angka-angka, bagi Mahmud MD memang itu tidak rizki dan takdir maka sikap Mahmud MD hanya menerima dengan "Legowo"

Relgius, memang tema "ampuh" untuk apa saja di Indonesia, apalagi dalam politik. Harapan masyarakat ketika pemimpin berlatar belakang "Relegius" mampu mampu membawa Indonesia kedepan dengan nilai-nilai keislaman, walaupun itu hanya sekedar khayalan yang tak kunjung datang. Selamat berkontestasi di pilpres 2019, menuju Indonesia yang lebih baik. amin

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun