Mohon tunggu...
Syukron Albusta
Syukron Albusta Mohon Tunggu... Wiraswasta - www.dokterspiritual.blogspot.com

Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian. _Pramoedya Ananta Toer_

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Arah Koalisi yang Belum Pasti

17 Juli 2018   06:51 Diperbarui: 17 Juli 2018   06:50 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosok Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Dalam politik memang tidak ada yang pasti  untuk mengawali dari tulisan ini, apalagi menentukan sebuah koalisi. Sebuah aturan main yang biasa dilakukan dalam politik adalah menjanjikan dukungan, padahal inikan sama saja membuat penyakit yang nantinya akan memblunder, disinikan membuat ancaman-ancaman kepada seorang calon misalnya. Politik klasik seperti ini mestinya harus dibuang jauh, dan tidak perlu diingat-ingat.

Koalisi terus berjalan sampai  waktu  pastinya nanti, dan sekarang arahnya semakin tidak menentu, antara mempertahankan partai dan mengusung kader-kader terbaik, menjadi pertimbangan kuat dari arah koalisi, tentu saja setiap partai memiliki kader-kader yang sudah disiapkan dari jauh hari. Tidak kenal apakah ini pilihan yang direstui oleh rakyat atau tidak, namun yang pasti kader ini akan muncul ketika koalisi ditawarkan.

Sekarang partai-partai harusnya berani dengan menentukan sikap koalisi yang jelas, agar rakyat tidak bingung dengan fenomena ini, bukan sekedar permainan yang layak dipertontonkan, disinikan jelas mana arah yang akan disepakati dengan kader yang dimiliki. Apalagi penentuan koalisi hanya memandang kepada keuntungan sepihak, inikan hanya membuat luka dihati masyarakat.

Atau paling tidak partai ini berkomitmen penuh kepada seorang calon, kalau memang itu yang menjadi hambatan. Jangan lagi membuat pernyataan plin plan, karena membuat koalisi semakin tidak jelas, jika memang tidak ada yang dinomor satukan dari pihak partai, terus kenapa masih bertahan dengan menunggu kemungkinan-kemungkinan, inikan juga membuat suasana semakin tidak jelas.

Rakyat lebih suka kepada partai-partai yang jauh-jauh hari menyatakan koalisi, artinya disinilah komitmen dalam berkontestasi, bukan hanya melihat situasi dan berkontestasi. Takutnya nanti tidak dapat tumpangan karena sudah diboking terlebih dahulu, menunda-nunda juga hal yang tidak efektif itu kan sama dengan menunggu situasi dan kondisi, kapan ada celah disanalah permainan dimulai.

Sebagai rakyat awam dengan politik tidak menutupkan kemungkinan adanya kejelasan koalisi saat akhir-akhir ini, tetapi kenyataan ini bukan karena mereka tidak berani menentukan, hanya saja mereka takut tidak mendapat keuntungan dari konsekuensi tersebut, itu saja permasalahannya. Untuk itu saja mereka masih menunggu dengan melontarkan pernyataan yang tidak jelas arahnya.

Politik memang tidak menentu, terkadang hal semacam ini mungkin saja dibutuhkan dalam berpolitik, katanya hal semacam itu bagian dari "seni politik" tidak indah jika tidak seperti demikian, apakah itu benar ataukah tidak, namun rakyat memang tidak mengenal teori sebaik itu dalam perpolitikan, rakyat hanya ingin pemimpin nantinya memang berdasarkan dari rakyat dan dipilih oleh rakyat yang akan kembali kepada rakyat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun