Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Live to the point of tears.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Mengapa Kita Begitu Suka dengan "Quote"?

15 Mei 2021   09:22 Diperbarui: 16 Mei 2021   11:55 1703
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ada apa dengan quote sehingga kita begitu terpesona dengan kalimat singkat ini? | Ilustrasi oleh Alexas Fotos via Pixabay

Bahkan penggunaan metafora juga dapat membuat ide sederhana menjadi lebih menarik. Metafora biasanya disuguhkan untuk memperindah kata-kata sehingga siapa pun yang membaca atau mendengarnya dapat terpesona.

Perhatikan kutipan berikut.

Setiap orang itu jenius. Tetapi jika Anda menilai seekor ikan dari kemampuannya untuk memanjat pohon, ia akan menjalani seluruh hidupnya dengan percaya bahwa ia bodoh.

Mengagumkan, bukan? Tapi coba bayangkan jika kutipan tersebut berhenti pada kalimat pertama: setiap orang itu jenius. Kutipan tersebut akan kehilangan kesan menariknya karena terlalu sederhana dan juga basi.

Namun dengan menghiasinya lewat metafora, kutipan sederhana pun tampak begitu megah sehingga setiap orang ingin membagikannya dan memberitahu dunia bahwa dia adalah seseorang yang jenius.

7. Terpengaruh tokoh

Dalam kasus tertentu, kita menyukai sebuah kutipan hanya karena kutipan tersebut datang dari tokoh yang kita cintai. Pada tingkat yang paling dasar, kutipan inspirasional dari seorang tokoh yang kita kagumi akan mampu memengaruhi kita.

Bagi orang-orang yang mengagumi kutipan tokoh teladannya, pesan yang terstruktur dengan baik, menggunakan citra yang kuat, serta menarik sifat aspiratif kita dapat menjadi bermakna dan kuat dalam mengubah pemikiran kita.

Kutipan tersebut membantu kita untuk melihat sesuatu dalam diri kita yang ingin kita ubah atau atasi. Inilah alasan utama mengapa kutipan dari tokoh yang melegenda sering diturunkan dari generasi ke generasi. Contohnya kutipan dari mendiang Bapak Presiden Soekarno.

Katakan saja bahwa seseorang mengagumi Steve Jobs sehingga ia begitu suka dengan kutipannya: Waktu Anda terbatas, jadi jangan sia-siakan dengan menjalani hidup orang lain.

Pesannya jelas: kita semestinya mencintai diri sendiri. Dan kutipan yang bernada serupa jumlahnya tak terbatas di internet. Kendati demikian, dia akan tetap menyukai kutipan Steve Jobs karena dia sendiri mengagumi penuturnya.

8. Memacu ide baru

Meskipun kutipan hanyalah sebaris teks singkat, ia menawarkan perspektif atau ide baru untuk menegakkan pemikiran, keyakinan, dan pemahaman kita sendiri.

Hal tersebut dapat memacu ide yang lebih lanjut tentang diri kita. Dan bersamaan dengan itu, kita berpotensi dapat mengembangkannya lebih jauh lagi sehingga kita memiliki prinsip yang kita ciptakan sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun