Saat itu juga, dia dikunjungi oleh Alexander Agung. Sang Maharaja berdiri di hadapannya dan bertanya, "Apakah saya dapat melakukan sesuatu untuk membantu Anda? Adakah sesuatu yang Anda inginkan?"
"Ya," jawab Diogenes, "bergeserlah ke samping. Anda menghalangi sinar matahari."
Bayangkan betapa sulitnya untuk merebut kebahagiaan dari Diogenes!
Dia juga memiliki sebuah cangkir untuk wadah minum. Pada suatu waktu, dia melihat seorang gelandangan yang sedang minum menggunakan kedua tangannya. Anda tahu apa yang dilakukan Diogenes? Ya, dia membuang cangkirnya!
"Lho, ternyata bisa menggunakan tangan!" ungkap Diogenes kira-kira.
We have complicated every simple gift of God. -- Diogenes
Inilah penyakit paling mengerikan dari manusia: membuat rumit dan ruwet segala sesuatu dalam hidup yang sebenarnya sederhana.
Tahukah Anda bahwa separuh masalah dalam hidup kita terjadi hanya karena kita terlalu banyak memikirkannya?
Makan itu sederhana, hanya tinggal melahap makanan yang ada untuk menghilangkan rasa lapar. Tapi, sebagian dari kita menjadikannya semakin rumit. Ada yang harus mengambil foto terlebih dahulu, ada yang harus memakai pisau dan garpu, dan semacamnya.
Ketika kita makan bersama orang-orang penting, segala sesuatunya harus diperhatikan. Duh, semua ada kode etiknya! Berjalan saja sekarang sudah ada rumusnya. Tidur saja sekarang dibikin ruwet: mulai dari memilih merek kasur, jenis bantal, motif baju tidur, pasangan tidur, dan sebagainya.
Menurut Diogenes, semua itu hanya mempersulit diri sendiri. Hidup seperti demikian sangat tidak alamiah. Peradaban manusia sekarang adalah peradaban yang menjauhkan manusia dari hal-hal alami.