Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Live to the point of tears.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mengapa Kita Kerap Kali Membuat Keputusan yang Buruk?

22 Januari 2021   09:36 Diperbarui: 22 Januari 2021   15:09 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: www.shutterstock.com)

Karenanya saya menyebut hidup ini adalah "Perdagangan Akbar". Cara lain untuk mengatakannya adalah tidak ada yang gratis. Terdengar seperti sebuah skandal, tapi ini benar-benar fakta kehidupan.

Ketika Anda ingin menjadi seorang pengusaha, Anda tidak bisa secara ajaib berada di puncak kesuksesan dan mandi uang dengan segera. Ada "hukum alam" yang harus Anda tempuh untuk menjadi seorang pengusaha. Ada "harga" tertentu yang harus Anda bayar untuk menjadi seorang pengusaha.

www.ksat.com
www.ksat.com
Barangkali itu berupa kesulitan untuk mendapatkan modal, investasi waktu gila-gilaan untuk sesuatu yang mungkin sia-sia, melayani pelanggan yang menjengkelkan, atau bahkan kebangkrutan di permulaan.

Trade-off benar-benar berlaku dalam segala hal. Orang-orang tidak akan menghormati Anda kecuali Anda pun menghormati mereka. Pasangan Anda tidak akan tulus mencintai Anda kecuali Anda memberikannya juga cinta yang tulus. Aw, romantis sekali!

Hidup menuntut kita untuk pengambilan keputusan. Apa yang ingin Anda korbankan untuk sesuatu? Apa yang pantas Anda korbankan di setiap momen untuk hal lain? Dan apa hal lain yang layak untuk dikejar? Kita semua berjuang untuk ini.

Jika semuanya adalah trade-off, maka hidup yang baik berarti melakukan perdagangan yang baik. Artinya mendapatkan manfaat dengan biaya berapa pun yang kita serahkan.

Masalahnya adalah, kita cenderung buruk dalam menilai apa yang kita serahkan dan apa yang kita peroleh dari keputusan kita.

Tapi ini seperti pakaian di musim hujan. Masalah ini bisa berlapis-lapis. Maksud saya, apakah kita tahu bagaimana standar keputusan baik dan buruk? Apa yang membedakan "baik" dan "buruk" antara saya dengan Anda? Bagaimana itu bisa menjadi sama? Dan inilah yang menjadi masalah kita selanjutnya.

Standar keputusan baik dan buruk itu tampak samar-samar. Apakah menyerahkan kehidupan sosial Anda selama 4 tahun layak untuk melanjutkan pendidikan Anda? Apakah etis membeli rumah yang layak untuk ditinggali dengan harus menabung selama sepuluh tahun ke depan?

Kita memiliki nilai-nilai pribadi. Kita bisa berbeda dalam sesuatu yang dianggap penting. Mungkin membeli mobil bagi Anda adalah keputusan yang baik karena itu dapat membantu Anda ke tempat kerja tanpa harus berkeringat di angkutan umum. Tapi bagi saya, itu sama saja dengan makan sekeping biji kacang setiap hari selama satu tahun ke depan.

Tapi itulah jawabannya: nilai-nilai kita menentukan bagaimana kita mengukur pilihan dalam hidup kita. Mereka adalah tolok ukur yang menentukan ukuran biaya yang mampu kita bayarkan dan ukuran keuntungan yang pantas kita dapatkan saat melakukan "perdagangan".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun