Mohon tunggu...
Izza Alvarez
Izza Alvarez Mohon Tunggu... Sejarawan - Pelajar

Selagi kita mau berusaha dan berkarya untuk menentukan masa depan kita, tidak akan ada kata "Tidak bisa"

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Santri Dedel yang Tawadlu' dan Santri Pintar yang Sombong

2 Desember 2019   23:31 Diperbarui: 2 Desember 2019   23:30 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

SANTRI DEDEL YANG TAWADLU', DAN SANTRI PINTAR YANG SOMBONG

Kisah berikut beberapa kali disampaikan oleh Kiai Djamaluddin Achmad dalam beberapa pengajian yang diampu oleh beliau tanpa menyebutkan nama. Beliau hanya menyebut Banyuwangi yang merupakan daerah asalnya dan Salim sebagai nama samaran.

Konon pada saat beliau masih nyantri di Tambakberas dan diasuh oleh Kiai Fattah ada salah seorang santri yang dedel dalam menangkap pelajaran yang di sampaikan oleh guru. Saking dedelnya ia berulang kali tidak naik kelas dan menjadi olok-olok serta kalah-kalahan teman sesame santri.

Tiap masak, ida yang bersih-bersih dan selalu ditugasi untuk hal itu. Tapi ia tak mengeluh. Malah kemudian ia merasa terbiasa dan menikmati semua itu. Tiap Jum'at pagi tanpa disuruh ia selalu membersihkan toilet dan kolam wudhu masjid. Tidak cukup di situ, seusai melakukan tugas rutinnya, ia sowan ke Kiai Fattah dan menawarkan untuk membersihkan kamar mandi ndalem dan mencucikan pakaian Kiai. "Rasukane ingkang kotor kersane kulo cuci, Kiai...", demikian suatu saat dia berucap

Pada masa yang sama juga ada seorang santri yang berasal dari Jawa Tengah. Dia sangat pintar dan cerdas. Saking pintarnya saat diskusi selalu menguasai forum. Bahkan gurunya juga bertanya soal pelajaran yang musykil. Sayangnya, haliyah santri tersebut ada yang tidak terpuji.

Mungkin karena kemenonjolannya itu ia jadi kurang punya unggah-ungguh. Seringkali ia "memaksa" ketemu Kiai saat Kiai sedang istirahat, hanya untuk minta sorogan kitab. Di saat yang lain, ia jug pernah ngerasani salah seorang Kiai dan meremehkan fisiknya.

Lalu bagaimana kehidupan selanjutnya dari dua santri tersebut setelah boyongan dari Tambakberas? Diceritakan, saat Kiai Djamaluddin Achmad menghadiri undangan pengajian di daerah Banyuwangi, beliau dikabari oleh panitia bahwa di daerah situ ada Kiai yang alumni Tambakberas. Beliau kemudian silaturrahim ke rumahnya dan beliau kaget, ternyata Kiai yang memiliki santri yang cukup banyak tersebut adalah teman sekolahnya di pondok yang dedel dan selalu menjadi olok-olok temannya. Kiai tersebut mempunyai santri yang cukup banyak dan pengajian kitab yang diampu juga bukan kitab asal-asalan, tapi kitab-kitab besar seperti Tafsir Jalalain, Ihya Ulumuddin, dan Shohih Bukhori.

Adapun kisah santri yang pintar tapi sombong drama kehidupannya berakhir dengan memilukan. Tersiar kabar bahwa nasib hidupnya di rumah justru tidak menentu. Dia siambil menantu oleh tokoh masyarakat. Namun lambat laun rumah tangganya berantakan, dan berakhir dengan perceraian. Setelah pisah dari istrinya, kesehariannya ia jalani dengan mencari punting rokok dan rosokan untuk dijual. Jauh dari gambaran kealimannya saat di pondok.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun