Dewasa ini krisis iklim menjadi salah satu pembahasan yang sering di ungkit pada pertemuan-pertemuan kepala negara. Misalnya pada pertemuan COP26 lalu yang di adakan di Glasgow, Skotlandia yang pembahasannya berfokus pada krisis iklim. Krisis Iklim telah menjadi permasalahan hampir setiap negara di seluruh dunia, bagaimana tidak, krisis iklim menyebabkan cuaca ekstrim yang dapat menghambat atau menggangu hingga perekonomian suatu negara.
Penyebab dari krisis iklim salah satunya emisi karbon dioksida.Emisi karbon berasal dari asap kendaraan, asap pabrik dan lain sebagainya. Emisi karbon dioksida inilah yang menyebabkan peningkatan suhu pada permukaan bumi dan juga menyebabkan efek rumahkaca, yang dimana dapat mempengaruhi iklim dunia. Di tahun 2020 emisi karbon dioksida berjumlah 36,4 miliar metric ton yang dimana turun  karena lockdown akibat dari penyebaran virus covid-19 yang sebelumnya pada tahun 2019 berjumlah 36,7 miliar metric ton.
Salah satu sebab lain yaitu perubahan pengguna lahan. Banyak lahan hijau yang di alihfungsikan menjadi bangunan. Akibatnya berkurangnya area resapan untuk karbon dioksida, karena pohon atau tumbuhanlah yang akan menyerap karbon dioksida. Jadi jika banyak pohon yang ditebang maka akan menyebabkan suhu bumi menjadi meningkat.
Maka dari itu demi mencegah terjadinya krisis iklim yang semakin parah kita harus sadar akan bahaya yang menunggu kita kelak dimasa yang akan datang. Untuk mencegahnya kita bisa mengurangi hal-hal yang dapat menyebabkan krisis iklim , seperti mengurangi penggunaan kendaraan bermotor dan beralih ke kendaraan listrik atau bisa menggunakan transportasi umum. Kita juga harus mengurangi penebangan pohon dan alihfungsi lahan hijau, dan memulai menanam pepohonan di sekitar kita.