Mohon tunggu...
Muhamad Iqbal Al Hilal
Muhamad Iqbal Al Hilal Mohon Tunggu... Mahasiswa - Freelance Writer

Penulis berkonsentrasi pada isu sejarah, politik, sosial ,ekonomi, hiburan dan lain sebagainya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Perhatian: Ditujukan untuk Para Dosen yang Sering Memindahkan Jadwal Seenaknya

27 November 2022   06:54 Diperbarui: 27 November 2022   06:54 664
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dosen/Foto: Kumparan 

(27/11/2022)- Sebagai insan terpelajar dan akademisi yang dibekali segala macam teori di dunia kampus tentunya sudah tidak diragukan lagi mengenai kecerdasan intelektualnya. Namun seringkali kita dapati ada saja perilaku tidak etis dan kurang sesuai dengan norma yang tidak sesuai hal ini sama saja dengan melanggar kesepakatan yang telah dibuat bersama.

Dalam hal ini adalah seorang dosen yang sering memindahkan jam mata kuliah seenaknya di waktu-waktu yang bisa disebut sebagai waktu istirahat atau sekedar menikmati tontonan malam hari dengan camilan dan secangkir kopi. Sayangnya sebagian dosen masih saja beranggapan bahwa karena ia sebagai dosen maka bebas saja untuknya memindahkan jadwal tanpa pertimbangan kesibukan mahasiswa.

Berbagai alasan klasik seperti penelitian, dinas ke luar kota atau luar negeri, jadwal padat dan bentrok, ada kegiatan keluarga dan lain sebagainya sering dijadikan alasan dosen untuk memindahkan jadwal sesuka hatinya meskipun sudah menolak ada kalanya kita dihadapkan dengan paksaan eh dosen pengampu yang bersangkutan.

Jika pun memang memiliki kesibukan lainnya di samping memberikan kuliah di ruang kelas seorang dosen apapun gelar akademik yang sudah ia peroleh baik Magister, Doktor, Profesor ataupun Guru Besar baiknya membagi waktu yang baik terhadap semua kegiatannya karena jika tidak mampu masuk kelas baik secara offline maupun online rasanya surat tugas sebagai dosen pengampu yang sudah diberikan dicabut.

Banyak dosen yang bergelar tinggi biasanya lebih jarang masuk dan hanya memberikan tugas di awal lalu menghilang di pertemuan selanjutnya sampai akhir semester. Sementara yang mengisi kelas hanya Asisten Dosen belaka, Dimana hal ini sebetulnya mengajarkan mahasiswa agar melakukan korupsi waktu dan makan gajih buta.

Mahasiswa dikenal sebagai makhluk yang mudah beradaptasi dengan segala aktivitas yang biasanya diberikan oleh dosen dan jajarannya secara mendadak, tiba-tiba sampai tidak masuk akal seperti memindahkan jadwal meskipun tidak dalam keadaan bentrok atau darurat kebanyakan hanya mementingkan urusan pribadinya dan menyulitkan mahasiswa terutama yang dibimbing olehnya ketika menyusun tugas akhir.

Sistem feodal yang masih digunakan dalam dunia kampus sebetulnya merupakan potret masa kolonial yang masih dilestarikan dan dibanggakan oleh sebagian kecil dosen karena merasa mahasiswa yang membutuhkannya bukan ia yang membutuhkan mahasiswa.

Maksud feodal disini adalah adanya sikap harus tunduk- tanduk terhadap perkataan dan perintah dosen padahal di zaman seperti sekarang ini hal tersebut sudah tidak relevan lagi. Sesibuk apapun seorang dosen tetap saja seharusnya dan sebaiknya melaksanakan kewajibannya untuk masuk ke kelas dan tidak mengutamakan secara terus-menerus kegiatan di samping aktivitas dan padatnya kegiatan baik yang diberikan oleh kampus kegiatannya maupun d i luar kampus.

Baiknya kita sebagai dosen dan mahasiswa harusnya saling memahami dan saling mengerti bahwa kita semua sebagai makhluk sosial mempunyai aktivitas dan kesibukannya masing-masing baik yang bersifat wajib maupun yang fleksibel sesuai waktu yang dimiliki oleh masing-masing individu.

Selain adanya kerugian yang didapatkan oleh mahasiswa dari segi intelektual dan pengetahuan meskipun seorang mahasiswa dituntut untuk belajar dimana saja, kapan saja dan dari siapa saja namun tetap saja karena mahasiswa membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT) maka pelayanan yang diberikan kampus dalam hal ini oleh dosen terhadap mahasiswa harus diberikan secara maksimal dan profesional sesuai dengan keahlian dan sertifikasi yang dimiliki agar kedua belah pihak memiliki output dan feedback satu sama lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun