Mohon tunggu...
Muhamad Iqbal Al Hilal
Muhamad Iqbal Al Hilal Mohon Tunggu... Mahasiswa - Freelance Writer

Penulis berkonsentrasi pada isu sejarah, politik, sosial ,ekonomi, hiburan dan lain sebagainya

Selanjutnya

Tutup

Film

Jangan Terlalu Mempercayai Adegan dalam Sebuah Film

11 Agustus 2022   05:41 Diperbarui: 11 Agustus 2022   05:48 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Film/Foto: Beritasatu 

(11/08/2022)- Film merupakan sebuah audiovisual yang ditampilkan dalam skala bio, maupun secara digital pada era sekarang. Hal ini menjadikan film sebagai sebuah hiburan, edukasi sekaligus sarana rekreasi yang tidak pernah kehabisan kreativitas maupun peminat karena terus menghadirkan sesuatu yang baru dari waktu ke waktu.

Keberadaan film sejatinya sudah mulai ada sejak tahun 1900 di Batavia, yang dibawa oleh para penjajah dalam hal ini Belanda kala itu, film hanya berdurasi pendek dan bentuknya pun bisa diibaratkan seperti film pendek dan dokumenter yang kebanyakan di impor dari luar negeri. 

Film kala itu disebut sebagai gambar idoep karena film hanya menampilkan gambar semata dan belum ada suara karena di zaman itu, film batu memasuki era film bisu. Sebagai contohnya sebuah film yang ditayangkan di Bioskop Tanah Abang tahun 1900 silam.

Seperti diketahui Hindia-Belanda terus mengalami peningkatan produksi sejak era kolonial,lalu dilanjutkan oleh sineas asal Indonesia seperti Usmar Ismail dan Djamaluddin Malik. Sampai era tahun 1950-an film-film perjuangan buatan Perfini mulai diterima dan diperebutkan oleh banyak bioskop terutama setelah sukses besar Tiga Dara.

Memasuki tahun 1980-1990-an banyak film Indonesia yang menonjolkan seksualitas,mistik dan sejenisnya sampai benar-benar produksi film berhenti karena mati suri,hal ini membuat beberapa film saja yang akhirnya dapat benar-benar di produksi.

Baru pada tahun 2000 selepas adanya film bertema musikal yang dibuat oleh Miles Films berjudul 'Petualangan Sherina dan Ada Apa Dengan Cinta ( 2001). 

Kembali kepada pembahasan pada akhirnya film sering dianggap benar-benar nyata padahal dalam segi isi mulai dari tokoh, alur dan cerita yang terdapat dalam film sebetulnya bukan lah seratus persen nyata, jadi sebaiknya jangan terlalu percaya dengan apa yang dilihat dalam sebuah film.

Mengkaji sebuah film dan menanggap film tersebut sebagai sebuah kenyataan bukanlah tindakan yang bagus, meskipun ada sebagian film yang menggambarkan kisah nyata padahal tetap saja film tersebut tidak sepenuhnya dapat dipercaya apalagi sampai mengaitkan peristiwa bersejarah yang jelas-jelas tidak ada sangkut pautnya dengan film.

Dalam perkembangannya beberapa teknologi terbaru seperti CGI, Artifisial Intelegensi dan lain sebagainya digunakan oleh banyak pembuat film dan rumah produksi tentunya hal ini dilakukan agar menarik banyak penonton yang seperti kita ketahui bersama sangat haus akan film yang keseluruhan nya dianggap bagus atau mengagumkan.

Jadi sebaiknya jangan terburu-buru percaya dengan film yang ditonton jika belum menelusuri atau menganalisis sebuah film apakah benar sesuai dengan kenyataan dan fakta atau hanya tersugesti oleh film yang kita tonton sehingga menimbulkan berbagai teori dan konspirasi.

Jadi bagaimana,sudah siapkah mengkaji film tanpa tersugesti oleh isi film?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun