Mohon tunggu...
Muhamad Iqbal Al Hilal
Muhamad Iqbal Al Hilal Mohon Tunggu... Mahasiswa - Freelance Writer

Penulis berkonsentrasi pada isu sejarah, politik, sosial ,ekonomi, hiburan dan lain sebagainya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Citayam Fashion Week, Bukti Nyata Kurangnya Pembinaan terhadap Anak Baru Gede

14 Juli 2022   08:16 Diperbarui: 14 Juli 2022   21:40 519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Citayam Fashion Week/Foto: Merdeka 

(14/07/2022)- Tiktok dan berbagai platform media sosial terutama video berdurasi 30 detik kini banyak diminati oleh kalangan muda terutama Gen Z yang sudah tidak asing dengan teknologi kekinian.

Belakangan tengah viral diperbincangkan Citayam Fashion Week yang uniknya, fashion week ini bukanlah fashion show seperti yang biasa dilakukan oleh banyak model kelas dunia dengan brand ternama.

Justru diisi oleh anak-anak muda setempat maupun luar daerah yang berkumpul melakukan jalan seperti di atas catwalk bak model kelas dunia dengan tampilan yang harga outfitnya murah kisaran Rp 50.000 -180.000.

Akibatnya viralnya Citayam Fashion Week ini, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno sempat ingin memberikan beasiswa secara gratis kepada sejumlah anak muda yang aktif di lokasi Citayam Week.

Mirisnya Roy salah satu ABG yang hobinya berlenggak-lenggok di Citayam justru menolak mentah-mentah beasiswa itu secara mentah-mentah dengan dalih beasiswa dan kuliah tidak penting karena belum tentu bisa bekerja, dan lebih memilih Tiktok yang bisa menghasilkan uang.

Dari sini kita mengetahui bahwa sebetulnya media sosial apapun itu jenisnya, seharusnya tidak boleh digunakan oleh para ABG karena dari segi  pemikiran dan penguasaan memang betul bisa berdampak positif. Namun demikian, hal ini justru pada akhirnya membuat generasi muda malas dan hanya memikirkan uang secara terus-menerus.

Tujuan dari beasiswa dan kuliah bukanlah hanya untuk mencari pekerjaan setelah lulus melainkan, untuk mencari ilmu dan menambah wawasan serta menambah kemampuan atau skill baik hard skill maupun soft skill, dan perilaku Roy Citayam tidak lah tepat dan perlu diluruskan oleh pihak terkait agar anak muda lainnya, tidak berpikir sepertinya.

Sebetulnya, para anak dan remaja yang melakukan Citayam Fashion Week, hanya ingin memiliki pengakuan dari masyarakat bahwa mereka ada dan eksis dengan cara mereka sendiri. Nah, sebetulnya kehadiran mereka perlu diberikan wadah yang pas dan cocok sesuai dengan usia mereka bukan dilakukan di jalan-jalan umum milik publik karena dapat menganggu kenyamanan masyarakat sekitar.

Karena usia anak-anak dan remaja sebaiknya bukan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang mendekati lebih  baiknya Komisi Perlindungan Anak Indonesia ( KPAI) dan lembaga anak dan remaja lainnya turut aktif membina anak dan remaja tersebut secara persuasif dengan perlahan-lahan tanpa adanya pemaksaan agar mereka mau dibina.

Harap maklum karena usia anak-anak sampai remaja rasa ingin tahu akan sesuatu masih besar dan bergejolak sehingga wajar saja mereka sulit untuk diajak untuk menerima beasiswa yang mereka sendiri tidak paham apa maksudnya dan mereka hanya paham bagaimana cara menghasilkan uang semata.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun