Ambisi Mahasiswa Untuk Mewujudkan Impian Negara Indonesia Menjadi Negara Maju Di Sektor Peternakan Dunia
Oleh  :  Muhamad Anas Fadhila
Indonesia darurat literasi, suatu ungkapan yang bisa dibilang cocok untuk menjadi gambaran kondisi negara Indonesia saat ini. Sebuah kendala yang menjadikan jauhnya posisi Indonesia dari kesejajaran dengan negara maju dunia. Terdapat sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa minat baca masyarakat Indonesia yang sangat rendah. Pada survei minat baca Programme for International Student Assessment (PISA) tahun 2009, Indonesia menempati urutan ke-57 dari 65 negara. Sebuah fakta yang sangat miris karena Indonesia sangat jauh jika dibandingkan negara maju seperti Jepang misalnya, yang menempati urutan ke-8. Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwasannya budaya literasi dapat menunjang majunya suatu negara. Karena dengan literasi, masyarakat dapat memperoleh banyak ilmu dan relasi. Sehingga dengan bekal literatur yang tinggi serta relasi yang luas diharapkan menjadi modal awal bagi negara Indonesia untuk mampu bersaing dengan negara maju di Dunia terutama pada bidang peternakan. Kondisi peternakan diindonesia terbilang cukup tertinggal dengan negara maju. Mulai dari segi produktifitas, pemanfaatan teknologi, hingga efisiensi produksi. Mahasiswa peternakan memiliki andil yang besar dalam usaha mewujudkan peternakan Indonesia yang maju. Peran mahasiswa peternakan dalam memajukan peternakan Indonesia berupa pengaplikasian ilmu dan pengetahuan yang telah dipelajari dan dikembangkan di Universitas untuk melakukan pergerakan/terobosan baru yang bertujuan untuk memajukan sektor peternakan Indonesia menjadi pionir peternakan dunia. Terobosan tersebut dapat meliputi pemerataan konsumsi hasil ternak, pengembangan produk, tata Kelola industry peternakan, dan peningkatan mutu produktivitas peternakan. Diharapkan pergerakan atau terobosan ini dapat memaksimalkan peluang yang ada untuk memajukan peternakan Indonesia. Sehingga mampu bersaing dengan negara maju pada SDGs kelak.
Ambisi Mahasiswa Untuk Mewujudkan Impian Negara Indonesia Menjadi Negara Maju Di Sektor Peternakan DuniaÂ
Indonesia darurat literasi merupakan suatu ungkapan yang bisa dibilang cocok untuk menjadi gambaran kondisi negara Indonesia saat ini. Sebuah kendala yang menjadikan jauhnya posisi Indonesia dari kesejajaran dengan negara maju dunia. Hal tersebut tentunya dapat menjadi penghambat terwujudnya cita-cita negara Indonesia untuk mencapai kesejajaran dengan negara maju di Dunia terutama dibidang peternakan.
Terdapat sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa minat baca masyarakat Indonesia yang sangat rendah. Sebuah fakta mencengangkan lahir dari sebuah Lembaga yang melakukan studi pada bidang minat baca suatu negara. Programme for International Student Assessment (PISA) pada tahun 2009 melakukan studi penelitian minat baca terhadap 65 negara. Hasilnya, diketahui Indonesia menduduki posisi ke-57 dari 65 negara. Posisi tersebut sangat jauh jika dibandingkan dengan negara Jepang yang memperoleh posisi ke-8 dalam urutan survei tersebut. Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwasannya budaya literasi dapat menunjang majunya suatu negara. Karena dengan literasi, masyarakat dapat memperoleh banyak ilmu dan relasi. Sehingga dengan bekal literatur yang tinggi serta relasi yang luas diharapkan menjadi modal awal bagi negara Indonesia untuk mampu bersaing dengan negara maju di Dunia terutama pada bidang peternakan.
 Kondisi peternakan diindonesia terbilang cukup tertinggal dengan negara maju. Indonesia belum mampu mencukupi permintaan konsumsi hasil ternak sendiri. Beberapa komoditas masih bergantung pada ketersediaan impor dari negara lain. Sebagai contoh kebutuhan susu sapi negara Indonesia hanya 24 persen yang terpenuhi. Hal tersebut terjadi karena adanya kesadaran gizi dari masyarakat, sehingga kebutuhan susu sapi dalam negeri terus meningkat dari tahun ke tahun.Â
 Pemanfaatan teknologi peternakan di Indonesia masih terbilang sangat minim, terutama pada peternak tradisional yang menjalankan usaha komersial kecil. Mereka cenderung tidak menerapkan konsep industri. Hal tersebut terjadi karena kendala literasi dan relasi tentang ilmu peternakan yang rendah dari peternak tradisional sendiri. Sehingga efisiensi produksi peternakan tidak tercapai. Karena keterbatasan akses pada sumber daya manusia, serta pasar local yang menampung hasil komoditas dari peternak tradisional tersebut.
 Mahasiswa peternakan memiliki andil yang besar dalam usaha mewujudkan peternakan Indonesia yang maju. Seorang mahasiswa menjadi calon penerus bangsa yang diharapkan dapat memperbaiki status Indonesia untuk memutus kesenjangan dengan negara maju. Peran mahasiswa peternakan dalam memajukan peternakan Indonesia berupa pengaplikasian ilmu dan pengetahuan yang telah dipelajari dan dikembangkan di Universitas untuk melakukan pergerakan/terobosan baru yang bertujuan untuk memajukan sektor peternakan Indonesia menjadi pionir peternakan dunia.
 Pemerataan hasil ternak diseluruh penjuru Indonesia dilakukan untuk pemenuhan gizi protein masyarakat. Pemerataan komsumsi ke berbagai daerah dapat dilakukan jika sarana dan prasarana memadai. Sehingga kesenjangan harga produk peternakan dapat diantisipasi karena jika prasarana tidak memadahi dapat menimbulkan mahalnya biaya distribusi.
Pengembangan produk lokal dapat ditekankan untuk mengurangi konsumsi impor yang berdampak pada pengeluaran devisa negara. Terobosan yang dilakukan adalah dengan memperbanyak pembibitan yang unggul. Karena dampak yang terjadi dari kendala pemibitan ternak adalah kurangnya ketersediaan ternak di Indonesia. Sehingga akan banyak kegiatan impor yang merugikan negara. Karena sebenarnya Indonesia mampu jika melihat sumber daya alam yang ada, tinggal meningkatkan kualitas SDM untuk mencapai kemajuan peternak yang modern.