Mohon tunggu...
Muhahammad FaqihZulilmi
Muhahammad FaqihZulilmi Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa universitas al azhar indonesia

mengkaji naskah kuno

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Biografi Sayyid Syaikhan Ibn Abu Bakar Syekh yang Memiliki Karomah Setelah Wafat

23 Januari 2024   10:06 Diperbarui: 23 Januari 2024   10:11 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Koleksi | Manuskrip Puslitbang Lektur dan Khasanah Keagamaan - Kementrian Agama Republik Indonesia (kemenag.go.id) 

Habib Salim ibn Jindan menulis manuskrip berjudul "Manqib Sayyid Syaikhan ibn Abu Bakr", yang berisi biografi Sayyid Syaikhan ibn Abu Bakar. Ini adalah ringkasan dari isi manuskrip:

Manuskrip ini bercerita tentang kehidupan Sayyid Syekhan ibn Abi Bakr ibn Salim, menggunakan istilah "karomah" (keajaiban), "mukasyafah" (penyingkapan gaib), dan "barahin" (bukti) setelah dia meninggal. Dalam salah satu cerita yang disebutkan, seseorang mengadu kepada Sayyid Syekhan karena sering menikah tetapi belum memiliki anak laki-laki. Sayid Syekhan kemudian menyatakan bahwa dua anak laki-laki akan lahir dan akan diberi nama Abdullah dan Abdul Latif.

Sayyid Syaikhan ibn Abu Bakr adalah seorang ulama terkemuka yang lahir di Kota Inat pada tahun 965 H. Ayahnya, Sayyid Syekh Abu Bakar bin Salim, adalah seorang ulama dan imam yang dihormati pada waktu itu. Sayyid Syaikhan mendapat pendidikan agama yang intensif dari ayahnya sejak kecil, sehingga dia sudah menguasai banyak ilmu agama dan memiliki akhlaq yang mulia saat masih remaja. Sayyid Syaikhan memiliki tiga anak laki-laki dari pernikahannya: Sayyid Abdullah, Sayyid Muhammad, dan Sayyid Jindan. Sebagian besar orang percaya bahwa Sayyid Syaikhan meninggal pada tahun 1007 H dan dimakamkan di Inat, Yaman.

Selain itu, Sayyid Syaikhan memiliki keturunan dari Nabi Muhammad SAW: Sayyidah Fatimah Az-Zahra, Sayyidina Ali bin Abi Thalib, Al-Imam Husein, Al-Imam Ali Zainal Abidin, Al-Imam Muhammad Al-Baqir, Al-Imam Ja'far Shodiq, Al-Imam Ali Uraidhy, Al-Imam Muhammad An-Naqib, Al-Imam Isa Ar-Rumi, Al-Imam Ahmad Al-Muhajir, Sayyid Abdullah atau Ubaidillah, Sayyid Alwi Alawiyyin.

Beberapa mukasyafah dan karomah yang muncul setelah Sayyid Syaikhan meninggal dicatat dalam manuskrip "Manāqib Sayyid Syaikhan ibn Abu Bakr." Salah satu contoh yang disebutkan adalah ketika seseorang mengadu kepada Sayyid Syekhan karena tidak memiliki anak laki-laki setelah banyak menikah. Sayyid Syekhan kemudian memberi tahu orang itu bahwa akan lahir dua anak laki-laki dan mereka akan diberi nama Abdullah dan Abdul Latif . Namun, sumber yang saya temukan tidak secara eksplisit menyebutkan detail lebih lanjut tentang mukasyafah dan karomah setelah beliau wafat. Untuk informasi lebih lanjut, Anda mungkin perlu merujuk ke manuskrip asli atau sumber lain.

Spesifikasi manuskrip "Manāqib Sayyid Syaikhan ibn Abu Bakr" adalah sebagai berikut:

  •   Jumlah Halaman: Manuskrip ini berjumlah 12 halaman, dengan sebagian besar 18 baris per halaman. 
  •  Ukuran: Manuskrip berukuran 24,5 x 16,5 cm, dan teks berukuran 18 x 13 cm.
  • Bahasa dan Jenis Tulisan: Manuskrip ini ditulis dalam Bahasa Arab dengan jenis khat Naskhi.
  • Format Tulisan: Manuskrip ini adalah prosa.
  • Material: Kertas bergaris digunakan sebagai alas naskah untuk menulis isi teks.
  •  Tinta: Naskah ditulis dengan tinta warna coklat. 
  • Kondisi: Naskah dalam kondisi baik dan memiliki sampul jilid cover baru.
  •  Penomoran: Penomoran dibuat dengan aksara Arab dan ditulis menggunakan pensil. 
  • Jumlah Lembar Naskah: Naskah ini terdiri dari enam lembar, dengan enam halaman kosong

Habib Salim ibn Jindan adalah penulis Manāqib Sayyid Syaikhan ibn Abu Bakr. Sayangnya, tahun penulisannya tidak ditemukan dalam naskah tersebut. Manuskrip ini disimpan di Pondok Pesantren Al-Fachriyah di Jakarta.

Berikut ini adalah teks awal dan akhir dari buku “Manāqib Sayyid Syaikhan ibn Abu Bakr”:
"Niyyatun ṡ alāṡatu fuṣūlin al-faṣlu al-awwalu fī żikri karāmātihi raḍiallāhu 'anhu al-faṣlu aṡ-ṡānī fī żikri mukāsyafātihi raḍiyallāhu 'anhu al-faṣlu aṡ-ṡāliṡu fī żikri al-barāhīna allatī barāhā."

Teks Akhir:

 "sayyidī ṡī mān fajā’a aṭ-ṭā’iri al-abyaḍi wa bi mutafārihi kasā’a ar-rajulu fa alqāhu ‘alaihi fā’idihi wa ar-rajuli qāma minhā."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun