Mohon tunggu...
Mufidah
Mufidah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa yang masih duduk di semester 3. Saya mempunyai hobi yaitu menulis dan membaca.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Harga BBM Naik, Ini Dampaknya bagi Masyarakat Menengah ke Bawah!

12 November 2022   23:00 Diperbarui: 12 November 2022   23:31 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pemerintah telah resmi mengumumkan kenaikan harga BBM mulai Sabtu (3/9/2022) pukul 14.30 WIB. Dengan harga Pertalite naik dari Rp 7.650 menjadi Rp 10.000 per liter, Solar naik dari Rp 5.150 menjadi 6.800 per liter, dan Pertamax naik dari Rp 12.500 menjadi Rp 14.500 per liter. 

Kenaikan harga BBM ini sangat dirasakan oleh masyarakat menengah ke bawah. Sebab dari kenaikan BBM ini akan mengakibatkan banyak hal, terutama dalam hal perekonomian yang semakin menipis.

Seperti yang kita ketahui bahwa peran Bahan Bakar Minyak (BBM) sangat penting bagi masyarakat. Karena BBM adalah salah satu kebutuhan pokok bagi manusia, demikian juga BBM sangat penting di bidang industri maupun transportasi. 

Adanya kenaikan harga BBM di Indonesia tentunya akan berdampak pada daya beli masyarakat yang semakin menurun, terutama yang dirasakan oleh masyarakat menengah ke bawah, termasuk bagi mereka yang berada di perkotaan juga bagi mereka yang berada di wilayah pedesaan. Secara umum dapat kita pahami, bahwa dengan adanya kenaikan harga BBM akan berimplikasi secara eksponensial terhadap perekonomian Indonesia.

Dikutip dari laman Indonesiabaik.id pemerintah menyebut, gejolak harga minyak dunia telah menyebabkan ketidakpastian dan berdampak signifikan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Bahkan, subsidi dan kompensasi energi, termasuk BBM, tahun 2022 telah meningkat 3 kali lipat dari Rp152 triliun menjadi Rp502 triliun, dan angka ini masih dapat terus meningkat. 

Meningkatnya anggaran subsidi dan kompensasi ini, tidak dibarengi dengan sasaran subsidi yang tepat. Selain membebani APBN, subsidi yang awalnya diprioritaskan kepada masyarakat yang kurang mampu, faktanya, lebih dari 70% subsidi justru dinikmati oleh kelompok masyarakat yang mampu, yaitu pemilik mobil-mobil pribadi.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Tengah, Eko Marsoro mengatakan, kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) menjadi pemicu lonjakan inflasi di sejumlah daerah. Jadi, pemerintah perlu mengantisipasi lonjakan inflasi yang terjadi sekarang. 

Dikutip dari laman Kompasiana.com tanggal 17 Oktober 2022 Dari sisi ekonomi, kenaikan harga BBM jelas akan mendorong kenaikan biaya produksi pula, jika harga Bahan Bakar Minyak (BBM) naik, otomatis harga bahan pangan juga ikut naik, inilah yang dinamakan inflasi.

Lantas apa yang terjadi kepada masyarakat menengah ke bawah jika harga BBM terus meningkat?

Dikutip dari laman m.metrotvnews.com tanggal 30 Agustus 2022 bahwa isu kenaikan BBM ini disebabkan harga minyak mentah sampai dengan saat ini masih terus naik dan diprediksi akan mencapai USD 105 per barel pada akhir 2022. Gambaran yang akan dirasakan pada konsumsi rumah tangga jika kenaikan harga BBM benar-benar terealisasi yakni, harga pangan akan naik sebesar 30 persen.

Dikutip dari laman Kompasiana.com tanggal 3 September 2022 Achmad Nur Hidayat, Pakar Kebijakan Publik Lembaga Narasi, mengatakan kebijakan penyesuaian harga BBM bersubsidi akan sangat berat bagi kehidupan masyarakat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun