Jakarta - Sutradara film Roy Wijaya terus berkibar. Tahun ini, meski ditengah pandemi yang melanda negeri, tak menyurutkan sutradara berambut gondrong itu untuk terus berkarya. Â
Beberapa filmnya banyak mendapatkan apresiasi hangat dari masyarakat. Sebagai sineas muda, langkahnya semakin pasti di dunia sinematografi.Selama ini kegelisahan Roy ingin  bukan hanya memproduksi Film Horor dan Action, seperti yang dilakukannya beberapa tahun belakangan ini. Sekarang, Roy juga mulai terlibat dalam berbagai film drama romantis yang disesuaikan dengan situasi sosial terkini.
Menjawab kegelisahan tersebut, kemudian dirajut menjadi sebuah ide yang dikembangkan menjadi narasi, lengkap dengan rencana visual serta audio.
Film terbaru pria kelahiran Bandung ini misalnya, berawal dari kegelisahannya tentang kebinekaan.
''Tahun lalu situasi Indonesia sedikit membuat kita gelisah. Kebinekaan dipertanyakan dan banyak daerah dikucilkan dengan perilaku dan sikap masyarakat yang cenderung acuh dan tak mau tahu," kata Roy saat di temui wartawan di Studio Ezy TV, Kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur, Selasa 13 Oktober 2020.
Roy merasa, Indonesia ada karena perbedaan. Karena itu, dia khawatir ketika melihat perbedaan itu justru dipertentangkan. Dia kemudian mencari ide cerita dan mengangkat cerita tentang kisah hidup orang Jakarta dan Jogjakarta dengan mengambil judul Film "Senja di Ufuk Jogja"
''Cerita Senja di Ufuk Jogja adalah kegelisahan hidup di masa kini. Prosesnya adalah ketika kemiskinan dan minoritas seolah menjadi penghalang cinta dan kejujuran. Semua bisa berubah jika mempunyai tekad yang kuat. Ini realitas, sekaligus menginspirasi,'' paparnya.
Film yang akan di Produksi The Hana'S Production ini, dengan jelas menceritakan kondisi masyarakat sesungguhnya. Setelah menghabiskan masa remaja di Jogja, tokoh utama yang diperankan Rifka Annisa dengan Sang Ibu yang menjadi Produser Hana Rohmat, diharapkan  menjadi cerita seru. Dikisahkan perjalanan kehidupannya saat bersentuhan dengan banyak orang dari berbagai daerah.  Namun, saat pindah ke Jakarta, cinta dan hidupnya nyaris kandas tergilas gaya metropolitan.
Hal itu pula yang memantik penguatan Produser Rolly MM untuk membuat Film Senja di Ufuk Jogja, karena merupakan peningkatan kedewasaan cerita dari film sebelumnya.
"Cerita ini tidak sekadar merekam gemerlap Jogjakarta dan Jakarta. Semua orang dari daerah pergi ke Jakarta mengejar cita-cita, ingin menjadi orang penting, bermanfaat. Namun, mengejar itu melukai orang lain. Ambisi itu menghancurkan,'' tutur Roy. (***)
Jakarta - Sutradara film Roy Wijaya terus berkibar. Tahun ini, meski ditengah pandemi yang melanda negeri, tak menyurutkan sutradara berambut gondrong itu untuk terus berkarya. Â Beberapa filmnya banyak mendapatkan apresiasi hangat dari masyarakat. Sebagai sineas muda, langkahnya semakin pasti di dunia sinematografi.