Mohon tunggu...
Mubaroq Dinata
Mubaroq Dinata Mohon Tunggu... wiraswasta -

Mengaku Pecinta Buku & Perindu Pendakian. Tapi sekarang paling males baca buku kecuali cerpen. Dulu pernah bercita-cita aktif menulis. Tapi ternyata menulis apapun itu tulisannya tidak semudah membalikkan kertas koran. Kini menjadi pekerja Kemensos: PKH. Tinggal di Kotabumi - Lampung Utara.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Iklan Gita Wirjawan Mengganggu Pembaca

20 November 2013   22:41 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:53 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13849602691466700401

[caption id="attachment_303279" align="alignnone" width="614" caption="iklan GW yg nongol otomatis (sumber: capture personal)"][/caption] Judul yang saya buat rasanya sudah cukup mewakili apa yang ingin saya sampaikan, tanpa perlu berpanjang lebar menuangkan uneg-uneg saya ini ke dalam tulisan ini. Namun, setelah saya membaca tulisan mas Andika yang senada terkait iklan Gita Wirjawan ini, saya terpaksa harus menguraikannya dalam kata-kata yang dirasa cukup. Karena saya tidak mau, postingan saya dihapus oleh admin karena alasan yang sama seperti mas Andika tuliskan tersebut: bahwa artikelnya kurang dari 70 kata! haha... Sebenarnya tidak ada yang salah dengan Iklan Gita Wirjawan di Kompasiana ini. Dan saya rasa Gita cukup cerdas membidik pemilih di segmen pemuda, dimana rata-rata kelas tersebut cukup rasional dan cerdas pula. Keseriusan Gita membidik segmen anak muda ini bisa dilihat dari sebaran iklannya. Selain di Kompasiana ini, iapun memasang iklan di Facebook secara massif. Dan bisa dibayangkan, berapa kini jumlah user Facebook dari Indonesia, yang tentunya kelak akan berpartisipasi dalam pemilihan presiden 2014 mendatang. Hanya saja yang saya sayangkan, dan tentunya ingin saya protes adalah keberadaan iklan Gita di Kompasiana ini yang saya rasa porsinya berlebihan dan cenderung mengganggu pembaca. Bagaimana tidak, ketika membuka situs kompasiana dan hendak membaca artikel, iklan Gita ini tiba-tiba nongol di tengah halaman dengan sangat lebar menutupi layar. Jika kita hendak melanjutkan membaca, maka kita harus mengklik "lewati" untuk mengusir iklan tersebut yang menutupi artikel. Namun satu lagi, jika kita tidak tepat mengklik tombol kecil untuk menyingkirkan iklan tersebut, maka yang terjadi adalah kita justru beralih membuka iklan tersebut secara lengkap. Alhasil, keasyikan membaca kita terganggu. Terlepas otoritas redaksi yang memang berhak memasang iklan, namun saya berharap kenyamanan pembaca tidak dipertaruhkan. Alih-alih mendapat pemasukan iklan yang besar, pembaca setia justru kesal dan malas untuk rajin berkunjung. Dan, proporsi  iklan yang berlebihan  tentu akan berdampak pula pada mindset pengunjung, bahwa situs yang sedang dikunjunginya tersebut cukup berkelas atau justru menjadi pasar tumpah. Sekian, semoga berkenan. Salam, mas Pepih, mas Isjet, dkk :)


Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun