Mohon tunggu...
M Saekan Muchith
M Saekan Muchith Mohon Tunggu... Ilmuwan - Dosen UIN Walisongo Semarang dan Peneliti Pada Yayasan Tasamuh Indonesia Mengabdi

Pemerhati Masalah Pendidikan, Sosial Agama dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

NU di Tengah Arus Besar Ideologi Dunia: Catatan Konbes NU Virtual 2020

23 September 2020   11:05 Diperbarui: 23 September 2020   11:19 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia


Oleh : M. Saekan Muchith

Presiden Pertama Republik Indonesia Ir Soekarno "  Di bawah Bendera Revolusi " tahun 1965 pernah mengatakan bahwa sejarah kehidupan manusia dipengaruhi dua dokumen historis yang sampai sekarang justru sangat kuat mrmpengaruhi sekaligus menguasai sikap, karakter dan perilaku manusia. Dua dokumen historis itu adalah "Declaration of Independence " karya Thomas Jefferson dan "Manifes Komunis karya Karl Marx.

Pemikiran atau falsafah dari dua dokumen tersebut terus berkembang dan  bersaing ketat bahkan makin menggurita sampai era sekarang dengan jelmaan ideologi Liberalisme-Kapitalis dan Ideologi Sosialis-Komunis. Dalam perspektif geo-politik global ideologi Luberalis-Kapitalis dispinsori oleh Amerika Serikat -Israel berikut sekutu setianya. Sementara Ideologi Sosialis-Komunis di sokong oleh Rusia-China dan beberapa negara lain yang anti Amerika.

Dua arus besar ideologi terus bersaing dalam merebutkan simpati masyarakat dunia malalui politik perdagangan antar negara negara di dunia.
Negara kecil dan berkembang seperti Indonesia berada dalam posisi tertekan, tertindas, dan menerima imbas dari pertentangan negara besar yang berideologi liberalis-kalitalis vs sosialis-komunis.

Pertarungan dua arus besar ideologi tersebut secara langsung menjadikan mental manusia dan bangsa menjadi pragmatis, materialistik, hedonistik, individualistik, rasionalistik dan liberalistik. Nilai nilai kehidupan sosial dan agama seakan tercerabut dari akarnya sehingga kehidupan menjadi "kering" tanpa makna. 

Nilai nilai kemanusiaan sulit ditemukan, sangat gotong royong dan kebersamaan serta persatuan antar bangsa hampir hilang. Yang kuat bebas menindas, yang lemah semakin tersiksa. Agama yang seharusnya sebagai perekat nilai nilai kemanusiaan, gara gara pengaruh dua arus ideologi besar dunia, akhirnya hanya menjadi simbolis kehidupan manusia yang jauh dari realitas. 

Agama menjadi jauh panggang dari api ketika berbicara keadilan, kejujuran, kesejahteraan, kedamaian dan kebahagiaan. Mengapa demikian? Agama telah banyak dimanipulasi oleh oknum oknum beragama untuk meraih ambisi dan kepentingan pribadi dan kelompok.
Bagaimana dengan NU?

Nahdlatul Ulama (NU) harus hadir sebagai penyeimbang dari dua arus ideologi yang sama sama ekstrim kanan dan kiri. Konferensi Besar (Konbes) NU yang dilaksanakan secara virtual (online) yang mengusung tema  "Islam Nusantara, Kemandirian NU untuk Peradaban Dunia" merupakan untuk membuat beberapa kesepakan  dan kesepahaman NU untuk menjadi organisasi sosial keagamaan yang bisa memberikan solusi atas krisis kemanusiaan yang disebabkan dua arus ideologi besar dunia.

Melalui momentum Konbes, NU harus bisa meyakinkan sekaligus menunjukan bahwa Islam Nusantara adalah solusi alternatif menghadapi problem dunia yang muncul dari Ideologi Liberalis-kapitalis dan Sosialis-Komunis. 

Karena Islam Nusantara berdasarkan filsafat Teologis (philosophy of teologis) dimana agama diposisikan sebagai peran sentral dalam konteks kehidupan kebangsaan. Agama dalam Islam nusantara bukan dipahami secara normatif-tekstual  melainkan dipahami secara substantif-kontekstual. Artinya agama benar benar sebagai sumber inspirasi, motivasi, kreasi dan inovasi serta sebagai pembimbing (guidens) dalam membangun sistem kehidupan berbangsa dan bernegara.

Sampai disini dapat dikatakan bahwa keberhasilan NU berkontribusi dalam membangun peradaban dunia tergantung dari sejauhmana NU berhasil meyakinkan dan menunjukan kepada dunia tentang Islam nusantara. Kesuksesan Islam nusantara akan mempercepat NU memberi kontribusi membangun peradaban dunia, kegagalan Islam nusantara berakibat segalanya NU berperan dalam membangun peradaban dunia. Semoga Konbes NU secara virtual tahun 2020 ini tidak mengurangi semangat NU dalam berkontribusi membangun peradaban dunia yang santun dan damai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun