Mohon tunggu...
Muchammad Ibrahim Ulil Absor
Muchammad Ibrahim Ulil Absor Mohon Tunggu... Lainnya - Manusia

Agan ini masih malu-malu nyeritain dirinya.

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Akuaponik dan Akuaskap, Kombo Solusi Atasi Masalah Pangan dan Stres

13 Agustus 2020   22:04 Diperbarui: 13 Agustus 2020   22:07 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Instalasi Akuaponik Pada Kolam Lele Tetangga

Semarang,  13/08/2020. Dimasa pandemi Covid-19 sekarang ini memaksa seluruh elemen masyarakat untuk beradaptasi. Tak terkecuali dengan mahasiswa-mahasiswi Universitas Diponegoro. Pelaksanaan KKN atau kuliah kerja nyata juga terkena dampak pandemi. Semula KKN pada umumnya diterjunkan di daerah-daerah sekarang dilaksanakan secara mandiri di domisili masing-masing. Sebagai bentuk perwujudan asas pengabdian dalam Tri Dharma perguruan tinggi, KKN pada kesempatan kali ini secara konsep dan pelaksanaan berpegang teguh pada protokol kesehatan  Covid-19. Tentu selain menjadi kewajiban untuk mentaati peraturan, sudah menjadi kewajiban bagi sesama manusia untuk saling menjaga satu sama lain. Tema yang diangkat dalam KKN Tim 2 Tahun 2020 adalah (tentunya) Covid-19 dan Sustainable Development Goals (SDGs) atau tujuan pembangunan berkelanjutan.

Tentunya, saya sebagai salah seorang mahasiswa yang kebetulan berkuliah di Undip, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan juga turut serta terjun ke lingkungan masing-masing untuk melaksanakan pengabdian. Berbeda dengan pengabdian layaknya desa binaan atau kegiatan sosial ormawa (organisasi mahasiswa) pada lazimnya, melakukan pengabdian di habitat sendiri dimana sedari kecil sudah terbiasa dengan keadaan sekitar menjadikan tantangan tersendiri. Bagaimana tidak? Jika KKN kental akan nuansa drama di posko atau basecamp, sekarang yang ada siap-siap untuk menghadapi tetangga sendiri yang seringkali sudah jarang bertukar sapa. Hemat saya adalah hal yang baik ketika jalinan tali silaturahim bisa terjalin kembali. Sesekali mencoba titik cerah di keruhnya atmosfer pemberitaan di televisi dan sosial media yang penuh dengan hal-hal negatif.

Cukup keluh kesahnya, sekarang mulai membahas yang benar sebenar-benarnya saya ingin tulis demi laporan. Kondisi lingkungan saya tidak jauh beda seperti lingkungan perumahan PNS (KORPRI). Banyak warga RT saya bekerja sebagai abdi negara di satu dua instansi mulai dari pemkot hingga pemprov bahkan kementrian sekalipun. Bisa dibilang ekonomi warga saya berada pada kelas menengah-keatas.  Adanya pandemi membuat hampir seluruh warga menjalankan kewajiban mencari nafkah di rumah masing-masing. Gaya hidup mulai bergeser yang semula berangkat pagi pulang sore kini diisi dengan banyak kegiatan positif seperti sepedaan. Sebagai mahasiswa perikanan saya mencari celah, dimana letak program saya yang kiranya mampu menarik perhatian dan cukup memiliki value. Akhirnya saya membawakan program yakni pembuatan akuaponik beserta penyuluhannya dan sosialisasi mengenai akuaskap dan segudang manfaat serta kerumitan perawatannya. Lokasi KKN berada di RT 7 RW 7 Kelurahan Gemah, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang.

Akuaponik disini diartikan sebagai integrasi sistem kolam ikan lele dengan instalasi akuaponik yang diberi tanaman kangkung. Kebetulan karena tetangga saya membuat sebuah kolam di depan pekarangan rumahnya, saya beri anjuran dan meminta izin untuk membuat instalasi akuaponik. Pada kolam  berukuran 3x2x1m saya buatkan sebuah instalasi akuaponik yang terbuat dari talang air yang diberi tutup pada bagian kedua ujungnya serta lembaran gabus dengan ketebalan 2cm sebagai penopang dari pot-potnya nanti. Jarak antara pot atau net pot adalah 14,5 cm dihitung dari titik tengah lubangnya. Terdapat sembilan lubang dan semuanya ditanami dengan kangkung hasil semai sebelumnya. Lele sebagai kultivan air tawar memiliki keunikan dimana bisa bernafas langsung dari udara dengan memanfaatkan organ khusus berupa labirin. Kondisi kolam yang berwarna hijau menandakan besarnya kandungan nutrisi anorganik yang tengah diurai oleh ekosistem bakteri di dalamnya. Input berupa pakan lalu berubah menjadi amonia yang berbahaya bagi lele sehingga tanaman kangkung bisa membantu mengurangi beban lingkungan dengan cara menyerap zat-zat hara yang terkandung dalam air kolam. Dalam sekali jalan, empunya kolam bisa mendapatkan dua komoditas yakni lele dan kangkung.

 Antusias warga sangat besar bahkan pihak pengurus RT meminta untuk diajarkan mengenai metode budidaya ikan dalam ember atau singkatan "Budikdamber" yang kini tengah populer di kalangan masyarakat semasa pandemi ini. Harapannya ialah supaya banyak warga yang terinspirasi dan mau melakukan budidaya secara mandiri. Banyak warga  yang kini memasuki usia pensiun sehingga budidaya ikan serta akuaponik dapat menjadi aktivitas positif yang memiliki nilai ekonomi. Konsep budidaya ikan dalam ember yang diintegrasikan dengan pot berisikan kangkung mirip dengan akuaponik yang membedakan hanya wadah berupa ember dan tidak adanya perputaran air. Kangkung ditempatkan di dalam gelas plastik kecil yang lalu diisi dengan arang guna menjadi filter. 

Unit Budikdamber
Unit Budikdamber

Beralih ke program kedua, dimasa pandemi seperti sekarang ini, korban tidak hanya orang dewasa namun juga melibatkan anak-anak dimana waktu dan tempat bermain mereka menjadi terbatas. Akibatnya, stres dan frustasi tidak dapat dihindarkan. Program yang digadangkan bertajuk " Aquascape Mini Guna Mengurangi Stres Pada Anak Di Masa Pandemi Covid-19" bertujuan untuk membantu mengurangi dampak negatif terhadap kejiwaan anak di masa pandemi Covid-19 sekarang ini. Akuaskap terdiri atas dua unsur yakni biotik dan abiotik. Unsur biotik meliputi ikan dan tanaman akuatik/air sedangkan unsur abiotik meliputi apa yang biasa juga disebut sebagai hardscape yakni batuan, pasir substrat, pupuk, dll. Akuarium yang digunakan berukuran 12x12x15 cm yang merupakan akuarium soliter untuk ikan cupang pada umumnya. Dalam paket akuaskap yang disiapkan berisikan beragam jenis pasir substrat, batuan, ikan serta tanaman guna mempercantik penampilan dari akuaskap. 

Sosialisasi Pembuatan Akuaskap Mini
Sosialisasi Pembuatan Akuaskap Mini

Bertempat di balai pertemuan warga RT 7 RW 7, anak-anak diajarkan mengenai tata cara pembuatan dan perawatan akuaskap mini.  Anak-anak diajarkan cara memberi pasir dan batuan, peletakan tanaman dan pupuknya, dan cara memasukkan air yang benar tanpa merusak tatanan akuaskap. Langkah-langkah perawatan akuarium diajarkan seperti cara pemberian pakan, pengurasan air, dan waktu penyinaran tanaman. Dalam demonstrasi pembuatan akuaskap, anak-anak juga diberikan leaflet yang berisikan informasi cara pembuatan dan perawatan sehingga bisa memahami lebih jauh lagi. 

Hasil Karya Akuaskap Anak-Anak
Hasil Karya Akuaskap Anak-Anak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun