Puluhan ribu, bahkan ratusan ribu gawai mendadak terlepas dari genggaman pemiliknya. Benda tersebut secara liar beterbangan satu persatu ke angkasa dan membentuk sebuah robot yang siap memusnahkan umat manusia.
Gawai yang awalnya menjadi barang pujaan dan dibutuhkan, kini berubah menjadi benda mematikan dan siap melukai siapapun.
Penyebabnya, keberadaan gawai beserta hal lain pendukungnya, telah mengubah keseimbangan alam. Spesies burung hampir musnah lantaran kekuatan sinyal. Pejuang lingkungan diacuhkan hanya karena dunia maya yang terlalu mengasyikkan.
Begitulah kiranya kisah dari film India berjudul "Robot 2.0" yang dirilis 2018 silam. Mengangkat tema kecanggihan teknologi, namun pesan film itu juga menjelajah hingga pentingnya menjaga lingkungan.
Dibintangi superstar Rajinikanth dan Akhsay Kumar, "Robot 2.0" ini merupakan sequel dari film "Robot" atau dalam bahasa Tamil berjudul "Enthiran" tahun 2010. Jika pada film "Robot" tidak ada pesan spesial yang diangkat, namun di sequel ini, sang sutradara S. Shankar ingin menampilkan cerita dengan pesan lebih berbobot.
Mungkin bagi anda yang terlalu memuja kecanggihan teknologi dalam film, seperti yang dipertontonkan Hollywood, saya kira tidak cocok dengan model film seperti "Robot 2.0". Â Anda mungkin akan tertawa terbahak-bahak melihat beberapa adegan "aneh" khas India seperti yang dipertontonkan di beberapa film laga mereka.
Banyak adegan "alay" nan berlebihan yang ditampilkan, sampai-sampai Simon Abrams, pengulas film dari rogerebert.com, menegaskan jika secara teknis film ini tidak untuk ditonton secara serius. Namun, ketika berbicara substantif pesan,  "Robot 2.0" mengangkat  tema yang sedang menjadi keresahan dunia saat ini.
Inti film ini ada di bagian pertengahan. Kisahnya, dibuka dengan pendirian menara seluler yang tidak memperhatikan berbagai aspek dan akhirnya berimbas negatif. Â
Hal ini, didukung pula oleh perilaku nepotis dan korup para pejabat, yang mengizinkan pendirian menara seluler dimanapun lokasinya, hanya demi menambah pundi-pundi harta.
Lalu, tanpa disadari umat manusia, datanglah satu kekuatan besar yang mengendalikan ratusan ribu gawai tersebut untuk menyerang mereka. Bumi pun akhirnya dilanda kekacauan.
Sosok antagonis bernama Dr. Pakshijaraan yang diperankan Akhsay Kumar sebenarnya lebih sentral sebagai pembawa pesan  berbobot dalam film ini.