Mohon tunggu...
Muara Alatas Marbun
Muara Alatas Marbun Mohon Tunggu... Guru - Alumni U Pe' I

Seorang lulusan yang sudah memperoleh pekerjaan dengan cara yang layak, bukan dengan "orang dalem", apalagi dengan "daleman orang"

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Trik Memajang Karya Murid

14 Februari 2019   16:07 Diperbarui: 14 Februari 2019   16:30 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: https://misstinsley.weebly.com/

Sungguh indah dan berharganya coretan, guratan, dan berantakannya kreativitas murid-murid yang tertuang dalam sebuah media pembelajaran. Di situ kita dapat melihat --serta merasakan- bentuk kepolosan dari anak-anak yang tengah mencari sebuah pemahaman akan bermaknanya sebuah pembelajaran. Namun, bagaimana jadinya bila media yang disebut karya tersebut harus hancur ditelan waktu atau menjadi barang sampah yang tidak punya nilai sama sekali layaknya ketika baru selesai membuatnya ?

Ini menjadi permasalahan kita --terutama para pendidik- dalam mengawasi seni belajar yang tidak mementingkan karya murid sebagai aset. Bahkan karya-karya tersebut setara dengan cat yang hanya mempercantik tapi jarang diperhatikan atau bahkan dijadikan referensi. Padahal seharusnya guru yang berlaku sebagai motivator murid sadar, bahwa karya murid adalah katalisator dalam meningkatkan relasi guru-murid dan menaikkan semangat belajar mereka.

Kendala yang paling sepele dari keengganan atau bisa saja lupa dalam memperlakukan karya-karya murid adalah manajemen ruangnya. Ini tentu dialami oleh guru-guru sekarang yang kebingungan dengan ruangan yang penuh atau tidak bisa diorganisir untuk menaruh karya tersebut agar awet, tidak jatuh, dan aman dari berbagai bentuk perusakan tetapi tetap bisa dinikmati dari berbagai sudut pandang. Untuk itulah saya menawarkan beberapa trik dalam memajang karya murid yang diantaranya sebagai berikut :

1. Gantungan

Menurut Lipton dan Hubble (1995), sebuah kelas yang kaya akan pembelajaran bahasa memiliki materi cetak yang dipajang di seluruh ruangan. Prasarana belajar tidak hanya meja dan bangku yang hanya menampung benda-benda yang bisa ditumpuk atau berdiri tegak semata sementara untuk benda yang lemas seperti kertas dan karton per lembar tidak terfasilitasi dengan baik. Menggunakan tali gantungan yang dipasangkan di sisi dinding kelas dan juga langit-langit kelas menjadikan ruangan kelas punya inovasi yang tersegarkan kembali.

Jiwa anak-anak adalah bermental 'para petualang' yang senang bereksplorasi dengan segala rasa penasaran dan hal baru. Makanya Lipton dan Hubble (1995), menambahkan bahwa: Beberapa lokasi yang tidak lazim misalnya tirai jendela dan perabotan, menawarkan ruang untuk menjadikan para murid asyik dengan materi tercetak. Anak-anak diyakini akan terbiasa dengan memperhatikan sekaligus mengapresiasi karya yang ia dan/atau temannya sebagai sarana hiburan selain lama memainkan gawai.

2. Room Corner

Sudut ruangan menjadi tempat yang ideal untuk menaruh apapun yang tidak rutin digunakan. Contohnya adalah menaruh buku bacaan,  lemari, rak sepatu atau apapun itu yang dirasa memang di situlah lokasinya. Tapi beda lagi ceritanya jika diolah untuk kebutuhan produktivitas anak dalam belajar.

Kita pakai patokan waktu luang di sekolah wilayah Indonesia yang sekiranya menerapkan fullday school. Bisa diambil sekitar waktu luang sebanyak 1 jam, dan itupun belum dengan jam kosong atau waktu kegiatan pembelajaran yang tak perlu untuk duduk manis di bangku masing-masing. Maka, sudut ruang seharusnya bisa dikelola menjadi tempat beristirahat yang asyik, menarik dan edukatif bagi murid.

Bisa dimulai dengan menatanya menjadi mini-library yang diatur untuk duduk dilantai atau menggunakan bangku kecil, dan intinya adalah memberikan kenyamanan bagi tubuh untuk duduk nyaman membaca di room corner tersebut. Selain itu, bisa disetting menjadi tempat komputer yang diatur sedemikian rupa agar penggunaannya tidak berlebihan digunakan oleh murid untuk browsing hal-hal yang belum saatnya diatasi oleh murid sendiri. Kreativitas guru dan komitmen penggunaan yang disetujui murid dapat muncul sekaligus menguntungkan kedua belah pihak dalam mengembangkan diri.

3. Bagian tengah meja

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun