Dalam hidup kita seringkali bertanya-tanya bagaimana cara menjadi manusia yang sempurna, Apakah ada manusia yang sempurna. Kita sering memikirkan apakah manusia yang sempurna itu dilihat dari statusnya, ras, atau sukunya. Atau manusia yang sempurna adalah manusia yang bisa segala hal dan tidak pernah salah.
Ternyata dalam kitab Al-Qur’an oleh Allah SWT telah dijelaskan bagaimana menjadi manusia yang sempurna. Hakikatnya manusia diciptakan oleh Allah SWT sebagai makhluk yang sempurna. Hal ini dijelaskan pada Qur’an Surat At-Tin ayat 4.
لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ
Artinya: “Sungguh, Kami benar-benar telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya."
Apa sih penjelasan dari ayat diatas? Ayat ini menjelaskan bahwa manusia adalah makhluk yang Allah SWT ciptakan dalam keadaan yang sempurna. Sempurna yang dimaksud pada ayat ini adalah manusia diciptakan Allah SWT dalam keadaan yang sempurna baik tubuhnya, akal (kemampuan berfikir, dan sifatnya yang jauh lebih sempurna daripada hewan). Ini merupakan nikmat yang telah Allah SWT berikan atau turunkan kepada manusia. Seperti dijelaskan dalam tafsir Ibnu Katsir “Bahwa Allah SWT telah menciptakan manusia dalam bentuk yang paling baik dan rupa yang paling sempurna, tegak jalannya dan sempurna, lagi baik semua anggota tubuhnya.” Selain dari tafsir Ibnu Katsir, pada tafsir Al -Maraghi juga dijelaskan “Sesungguhhnya telah kami ciptakan manusia dalam bentuk yang paling baik. Kami ciptakan dia dengan ukuran tinggi yang mememadai, dan memakan makanannya dengan tangannya, tidak seperti makhluk lain yang mengambil dan memakan makanannya dengan mulutnya. Lebih dari itu kami istimewakan manusia dengan akalnya, agar bisa berpikir dan menimba ilmu pengetahuan.”
Dari penjelasan diatas maka kita sebagai manusia wajib mensyukuri hal tersebut. Selain itu kita juga harus menggunakan nikmat yang telah Allah SWT berikan dengan sebaik-baiknya. Dengan kita menggunakan sebaik-baiknya apa yang telah Allah SWT berikan kepada kita maka kita akan mencapai derajat yang tinggi ahsani taqwim, Namun apabila kita tidak memanfaatkan dengan sebaik-baiknya maka derajat kita akan menjadi rendah atau anjlok asfala safilin.
Jadi dapat kita ambil kesimpulan bahwa manusia yang sempurna bukanlah manusia yang kaya raya, bukan manusia yang selalu benar, dan bukan juga manusia yang bisa segala hal. Tapi manusia yang sempurna adalah manusia yang dapat memanfaatkan kesempurnaan yang telah Allah SWT berikan kepadanya. Dengan kita mempergunakan nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT dengan sebaik-baiknya, maka kita akan menjadi manusia yang memiliki derajat yang tinggi ahsani taqwim.