Mohon tunggu...
May Triranto Maharini
May Triranto Maharini Mohon Tunggu... Guru - pembelajar dan tenaga pengajar

Seorang tenaga pendidik. Tertarik dengan keunikan panorama, budaya, dan kuliner. Suka mengungkapkan pikiran melalui tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Kisah "Toto-Chan: Gadis Cilik di Jendela" yang Menginspirasi

1 Agustus 2020   09:09 Diperbarui: 1 Agustus 2020   10:40 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: https://ebooks.gramedia.com

Pada saat pertama saya membaca Toto Chan, terutama pada halaman pertama, tak sedikit pun kesan yang menyentuh hati saya, kecuali hanya perasaan penasaran saya apakah isi novel itu bagus atau tidak. Halaman demi halaman saya telusuri dengan mata yang tak lelah walaupun saat itu sudah waktunya saya bermimpi.

Makin lama, hati yang tadinya tak tersentuh oleh kisah Toto Chan perlahan tergugah. Bukan karena kesedihan yang melankolis dan bukan karena keromantisan berlebih, juga bukan karena rasa horror mencekam yang biasa saya rasakan ketika membaca novel lainnya, melainkan sebuah perasaan suka cita, motivasi, dan kesadaran saya akan pentingnya mendidik secara ikhlas. Ya, keikhlasan dari Kepala Sekolah Tomoe Gokuen, tempat Toto Chan belajar, ternyata dapat menjadi penentu keberhasilan Toto Chan di masa depan.

Dalam cerita, Toto Chan adalah anak yang polos dan aktif. Guru-guru terdahulunya tak mampu menanganinya hingga ia harus dikeluarkan dari sekolah, padahal ia masih duduk di kelas 1 SD. Namun Ibu Toto Chan tak putus asa. Ia memasukkan putri kecilnya ke sekolah Tomoe Gakuen yang di pimpin oleh kepala sekolah Sosaku kobayashi. Sekolah itu begitu unik.

Kelas yang digunakan untuk belajar menggunakan gerbong kereta api, sehingga Toto Chan menyukainya. Ia juga menyukai Pak Kepala Sekolah karena beliau mau mendengarkan segala cerita yang keluar dari mulut Toto Chan ketika pertama kali mereka bertemu. Ternyata yang menarik perhatian si anak nakal, Toto Chan, bukan hanya itu. setiap awal pelajaran di mulai, Guru kelas memberikan tiga soal dari tiga mata pelajaran berbeda. Setiap murid di suruh memilih untuk mengerjakan soal yang paling mereka sukai terlebih dulu.

Dengan begitu, guru kelas dapat mengamati setiap murid yang memiliki kecenderungan bakat dan minat pada pelajaran tertentu sehingga dapat di kembangkan lebih baik untuk selanjutnya. Dalam sudut pandang polos Toto Chan, tentu saja Toto Chan menyukai hal itu karena ia dapat bebas memilih pelajaran yang sangat ia sukai.

Selain itu, yang unik adalah, Pak Sosaku Kobayashi juga menerapkan Eurhythmics sebagai salah satu pelajaran yang penting. Bagi sang kepala sekolah, Eurhythmics sangat bermanfaat bagi perkembangan anak. Begitu lain dan begitu berbedanya Sekolah Tomoe Gakuen, sehingga Toto Chan kecil benar-benar menikmati masa kanak-kanaknya yang tak terlupakan.

Novel Toto Chan yang menjadi bacaan favorit saya ini ditulis oleh Tetsuko Kuroyanagi. Yang membuat saya begitu tergugah adalah, Tetsuko ternyata menuliskan kisah masa kecilnya sendiri melalui kisah ini. Pada saat mengerjakan novel ini, ia sudah menjadi seorang pemandu acara untuk sebuah acara di televisi.

Bukan hanya itu, ia juga menjadi seorang pendiri sebuah Teater di Jepang. Begitu berartinya masa kecilnya, sehingga membuatnya terinspirasi dan termotivasi sehingga ia sungguh menjadi seorang yang juga inspiratif. Ia tak pernah melupakan masa kecilnya di Tomoe Gakuen. Ia tak pernah lupa bagaimana Sosaku Kobayashi menerapkan pendidikan yang begitu berharga sehingga membantunya dan teman-teman satu sekolahnya tumbuh menjadi orang-orang yang yakin akan diri mereka.

Menurut Tetsuko, Sosaku Kobayashi percaya bahwa setiap anak adalah baik dan pertumbuhan mereka tergantung oleh lingkungan seperti apa yang membentuknya. Karena itu Sosaku Kobayashi berusaha menemukan watak baik setiap anak dan mengembangkannya agar anak-anak tersebut tumbuh bukan hanya menjadi orang yang baik, tetapi juga memiliki pribadi yang unik.

Begitulah kisah yang tersedia bagi pembaca Toto Chan. Begitu menarik bagi saya sehingga dengan mudah saya terinspirasi oleh kandungan yang ada dalam cerita tersebut. Ya, itu benar bahwa saya seringkali membaca beberapa cerpen atau bahkan novel dan dongeng anak. Tapi setelah membaca Toto Chan, saya begitu terpana. Ternyata cerita anak yang begitu ringan bisa mengandung unsur pendidikan yang sangat penting.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun