Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Nulis Humor Kok Pakai Riset Segala?

11 Juli 2021   16:42 Diperbarui: 12 Juli 2021   05:16 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Foto: hellosehat.com)

"Gatot tak pernah pulang kampung karena dia lahir dan besar di apartemen."

"Orang Jeneponto membunuh tradisi gotong rumah dengan cara membangun rumah beton."

Dua kalimat di atas tergolong "humor sekalimat".  Lalu, mengapa Anda tak tertawa setelah membacanya?

Karena Anda tak melihat sisi humornya. Sudah terbiasa dengan humor telanjang. Lelucon yang langsung lucu.

Dua humor sekalimat di atas adalah kritik sosial kepada gejala modernisasi.  Gatot kehilangan kampung halaman, sebab modernisasi perkotaan telah menghilangkan konsep kampung halaman dari hidupnya. Kota hanya menyediakan apartemen tanpa halaman ubtuknya sejak lahir.

Begitupun orang Jeneponto, Sulawesi Selatan. Tradisi gotong rumah rame-rame, untuk pindah tapak, hanya mungkin dilakukan untuk rumah panggung. Tidak untuk rumah beton tanpa tiang di kota Jeneponto.

Apakah menulis humor sederhana seperti itu perlu riset?  Tentu saja. Sekurangnya pengamatan, atau telusur bacaan.

Sekurangnya perlu riset sederhana tentang dampak modernisasi di perkotaan. Orang kehilangan "kampung", atau kehilangan pranata asli "gotong rumah", itu adalah dampak modernisasi.  

Menulis humor superpendek seperti di atas adalah upaya menertawakan diri sebagai subyek sekaligus obyek modernisasi. Sebagai obyek, kita kehilangan banyak hal akibat modernisasi.  Selaku subyek, sebagai bentuk adaptasi sosial, kita menertawakan kehilangan itu.

Saya menulis artikel pendek ini untuk menguatkan frasa "humor perlu riset". Frasa itu diujarkan rekan saya, Zaldy Chan, dalam satu artikelnya baru-baru ini ( Cari sendiri.)

Saya memang selalu menulis berdasar riset. Sesederhana apa pun riset itu. Dulu saya menulis seri artikel Humor Revolusi Mental, semuanya berdasar hasil pengamatan di lapangan. Sebagian besar pengalaman sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun