Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Khrisna Pabichara, Huruf /B/N/M/ dan "Babi Munsyi"

23 September 2020   12:20 Diperbarui: 23 September 2020   15:54 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya malu tapi juga geli.  Maksud hati menyanjung, nyatanya menjatuhkan.  Saya maksudkan "nabi munsyi", ndilalah, tertulis "babi munsyi". Itu saya tujukan kepada rekan Khrisna Pabichara, seorang pencerdas kebahasaan di Kompasiana.

Untunglah, karena relasi sosial maya yang akrab, rekan Khrisna langsung mahfum.  Bukan "babi" melainkan "nabi"-lah yang ingin saya katakan.  Dia bijak menyalahkan pertetanggaan tanpa jarak antara huruf /b/ dan huruf /n/ di papan kunci komputer atau "telegam" (telepon genggam).  Dua huruf itu sering tukar tempat tanpa permisi.  

Tentu, bukan Khrisna kalau tak menyempatkan diri menyisipkan kritik.  Katanya, sesuai hukum DM, yang benar adalah "munsyi nabi", munsyi (yang memiliki kompetensi) nabi, bukan "nabi munsyi", nabi (yang memiliki kompetensi) munsyi.  

Sambil berterimakasih atas kritik itu, saya tetap menggunakan frasa "nabi munsyi".  Alasannya, bagi saya, sederhana.  Rekan Khrisna memang tampil sebagai "nabi" (dengan /N/) dengan pesan-pesan ke-munsyi-an di Kompasiana.  

Tapi bukan hal di atas yang terpenting di sini.  Melainkan soal pertetanggaan tanpa jarak, atau jika berjarak maka hanya serambut dibelah tujuh, antara /b/, /n/ dan /m/ di papan kunci.  Ini sumber malapetaka untuk saya.

Saya mengetik menggunakan telunjuk, bukan jempol. Karena itu, saya heran, mengapa bisa salah tunjuk huruf.  Saya tunjuk /n/, kenanya /b/, maka yang seharusnya "nabi" menjadi "babi".  

Kecelakaan serupa terjadi juga saat hendak menulis "nenek", telunjuk saya menoyor /b/ sehingga tertulislah "bebek".  Hal itu terjadi ketika saya menuliskan "nenek (Rose)Lina".   Untung cepat sadar, sehingga cepat-cepat dikoreksi.

Lebih parah lagi kecelakaan dengan huruf /m/.   Beberapa kali telunjuk saya justru kena huruf /m/ saat menuliskan kata "nenek", "kenek" dan "enak". Artinya menjadi beda banget, bukan?

Agar tak terjadi kecelakaan lagi, saya usul kepada produsen komputer dan telegam untuk memisahkan pertetanggaan /b/, /n/ dan /m/ pada papan kunci. Terserah mau dipindah ke mana.  Yang penting, jangan bertetangga mepet gitu.

Sementara menunggu respon positif dari para produsen itu, saya akan coba mengamplas ujung telunjuk saya yang agak melebar gara-gara terlalu sering dipakai nonjok papan kunci.  Jika ujung telunjuk saya lebih lentik, maka kecelakaan salah pencet mungkin bisa dihindarkan.

Tapi langkah amplas telunjuk itu sebenarnya hanya dalih. Sebab saya tak hendak mengakui diri ini ceroboh. Ceroboh pangkal malu.(*)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun