Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ada Apa Dengan Roti Kelapa?

16 Agustus 2018   10:38 Diperbarui: 16 Agustus 2018   11:10 530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Foto: resepdanmasakan.com)

Silahkan menertawakanku, karena jatuh cinta hebat hanya pada sepotong roti kelapa.  Sepotong roti dengan tekstur kasar, kulit luarnya cokleat gosong, menebarkan wangi khas roti bakar, dan di dalamnya ada seonggok parutan kelapa muda wangi lagi legit.   

Maka sejak pengalaman pertama itu sampai sekarang, ke gerobak roti atau toko roti manapun aku singgah, di kota manapun itu, yang pertama saya cari adalah roti kelapa,  bukan yang lain. Jika tak ada roti kelapa, pastilah aku kecewa berat.   Karena bagiku, roti itu sejatinya adalah roti kelapa. Bagiku sebuah toko roti tanpa roti kelapa di etalasenya bukanlah toko roti.

Dalam kondisi sadar, aku tahu, cinta roti kelapa itu adalah buah kedahsyatan proses pembentukan selera pada usia dini.  Apa yang pertama dinikmati pada usia dini, maka itulah yang diingat lidah dan otak untuk selamanya.   

Pada skala yang lebih besar, itu pula yang terjadi dengan nasi beras.   Karena sejak balita anak-anak negeri ini sudah dilolohi dengan nasi dari mulit ibunya, maka selanjutnya semakin meledak pulalah jumlah pemakan nasi beras di negeri kita.  Sehingga setiap tahun, siapapun Presidennya, pemerintah selalu direpotkan dengan urusan swasembada beras.  

Misalkan anak-anak negeri ini sejak balita dilolohi dengan pure kentang, niscaya pemerintah disibukkan dengan urusan swasembada kentang.

Tapi sudahlah, urusan beras atau kentang itu biar Presiden dibantu Menteri Pertanian yang mengurusnya.  Urusanku adalah memastikan ketersediaan sedikit uang di dompet untuk membeli roti kelapa di saat aku menginginkannya. 

Ya, sedikit uang, karena di Jakarta misalnya, saya cukup mengeluarkan uang Rp 5,000 untuk mendapatkan sepotong roti kelapa produksi bakery L*** yang rasanya melontarkan memoriku ke usia 4 tahun.  Usia pertama kali aku menikmati sepotong roti kelapa bikinan bakery Pematang Siantar.

Pikirkanlah betapa hebatnya sepotong roti kelapa itu.  Bisa mengembalikan aku yang sudah uzur ini ke usia balitaku, usia aku melihat indahnya dunia lewat rasa nikmat sepotong roti kelapa.

Aku, Felix Tani, petani mardijker,   penikmat setia roti kelapa.***

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun