Dua hari yang lalu, Rabu 20 September 2017, saya beruntung mendapat undangan mengikuti "kuliah umum" Presiden Jokowi. Topik kuliahnya: "Tren Ekonomi Baru di Era Digital". Topik yang sungguh seksi saat ini. Mengingat lagi mekar-mekarnya start-up bisnis berbasis digital yang menggerus pangsa bisnis konvensional.
Diadakan di Plenary Hall Jakarta Convention Center, kuliah Pak Jokowi menjadi keynote speech pada talkshow "Tren Ekonomi Baru di Era Digital", sebagai acara pembukaan Indonesia Business and Development Expo 2017 (20-23 September) yang diprakarsai Kementerian BUMN. Talkshow dipandu host Kompas TV yang lagi kondang cerdas, Rosiana Silalahi, dan disiarkan langsung.
Sebagai "mahasiswa" yang baik, saya sudah duduk manis pukul 08.00 WIB di Plenary Hall JCC, dua jam sebelum Jokowi hadir tepat waktu. Sayang, saya tidak bisa duduk di barisan depan. Hanya kebagian kursi di area tengah, tempat yang disediakan untuk petani. Cukup jauh dari panggung, tapi itu juga sudah syukur banget.
Begitu giliran Pak Jokowi tiba untuk bicara, saya segera siapkan aplikasi di henpon untuk mencatat. Dan inilah catatan kuliah yang saya buat dua hari yang lalu.
Pak Jokowi menyampaikan empat tren ekonomi baru era digital yang perlu dicermati, khususnya oleh para pelaku bisnis konvensional. Empat tren yang harus diantisipasi, kalau tidak ingin habis tergerus.
Intinya Pak Jokowi mengingatkan, lewat aplikasi e-commerce sekarang konsumen tidak perlu lagi mendatangi tempat jual barang, tapi barang yang mendatanginya. Kalau tren ini tidak diantisipasi, maka pertokoan konvensional akan habis tergerus start-up berbasis digital yang cepat dan ekspansif.
Tren kedua, kata Pak Jokowi, "Sekarang orang belanja pengalaman, bukan sekadar belanja barang. Beli makanan, langsung upload di facebook, instagram, atau youtube. Bukan barang bermerek yang dikejar generasi milenial, tapi pengalaman yang seru."
Pada dasarnya, Pak Jokowi mewanti-wanti pengusaha, bahwa konsumen kini lebih mengutamakan pengalaman dalam konsumsi barang dan jasa. Implikasinya, pelaku bisnis perlu memberi muatan "nilai pengalaman" yang eksklusif pada produknya.
Ketiga, Pak Jokowi mengingatkan adanya tren "sharing economic". "Sekarang mau naik mobil, tak perlu beli, bisa pakai mobil orang dengan memesan GoCar. Mau usaha, tak perlu bangun kantor, lewat aplikasi bisa sewa satu meja kerja di kantor rame-rame."
"Ada perubahan pola kerja," kata Pak Jokowi. Sekarang berkembang usaha-usaha sampingan yang menggerus pangsa pasar usaha besar. Caranya antara lain dengan menguangkan sarana yang menganggur. Misalnya mengontrakkan kamar kosong, menyewakan kendaraan, dan lain-lain. Itu semua dilakukan lewat aplikasi e-commerce. Ini harus diantisipasi perusahaan-perusahaan besar.
Lalu tren keempat, sedang terjadi perubahan struktur pengeluaran. "Hati-hati pengusaha. Pola konsumsi sedang berubah. Maka pola produksi juga harus berubah," tegas Pak Jokowi.