Mohon tunggu...
Msholihul Hadi
Msholihul Hadi Mohon Tunggu... -

Dosen, Peneliti, dan Phd candidate\r\nblog:msholihulh.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Tips Hidup Hemat Namun Sehat dan Ceria Ala Pelajar di Jepang

25 Juni 2012   01:42 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:34 5807
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tokyo dengan segala simbol biaya hidup termahal di dunia hampir di semua aspek kehidupan, memberikan tantangan tersendiri bagaimana cara pengaturan keuangan yang baik. Sebagai seorang pelajar, dengan sumber keuangan yang terbatas, tentu kita harus bijak dan cermat dalam mengeluarkan uang. Tidak hanya untuk uang hidup sehari-hari, kita harus bisa menabung untuk masa depan dan untuk orang-orang yang kita cintai. Misalnya bisa menabung untuk membeli rumah, mobil, naik haji atau membiayai pernikahan bagi yang masih single 

:)
:)

Selama hampir empat tahun di Jepang, saya mengalami beberapa tahapan “pendewasaan” bagaimana cara hidup berhemat namun tetap sehat dan ceria. Sehat dan ceria di sini maksudnya kita bisa makan enak tiap hari dan juga menikmati rekreasi secara rutin. Sebagai gambaran, dengan uang beasiswa senilai 160rb yen perbulan hasil menabung uang beasiswa selama dua tahun awal di Jepang, saya mampu membeli rumah di kota asal saya di Indonesia senilai 200 juta rupiah plus uang senilai Ongkos Naik Haji. Namun di sisi lain, saya masih bisa makan enak tiap hari (baca postingan di sini) dan juga jalan-jalan ke tempat-tempat wisata seperti disneyland, naik ke gunung fuji, main ski, dll. menarik bukan 

:)
:)

Jika dicermati, maka komponen biaya hidup terbesar adalah dari Tempat tinggal, Makanan, Transportasi, dan Rekreasi. Pada awal-awal saya tiba di Jepang saya selalu membandingkan harga-harga yang tertera di mana saja dengan harga-harga di Indonesia, cara ini adalah cara yang kurang bijak. Ketahuilah bahwa kita hidup di kota termahal di dunia, karenanya membandingkan harga di Tokyo dengan harga di Indonesia hanya akan membuat stress sendiri :green. Membuat pilihan menabung semaksimal mungkin juga bukan pilihan yang tepat, karena setiap kali ada pengeluaran mendadak hati anda akan merasa risau, mendongkol dan bisa bikin stress juga 

:)
:)
.  Cara yang bijak adalah kenalilah dulu berapa biaya hidup anda perbulan dan kemudian buatlah nilai yang aman bagi anda untuk menabung, misal: 30 persen sampai dengan 50 persen dari total beasiswa anda perbulan. Jika sudah ketemu pola itu, maka anda sudah tidak perlu memikirkan lagi tentang masalah pengeluaran anda.

Tempat Tinggal

Jika anda mendapatkan fasilitas asrama dari kampus, maka anda termasuk salah satu orang yang beruntung di Jepang ini. Karena komponen tempat tinggal adalah komponen biaya terbesar bagi pelajar di Jepang. Biaya sewa asrama bervariasi, tergantung kondisi asramanya. Ada yang cuma menarik 15.000 yen perbulan sudah termasuk sewa kamar, listrik, air dan internet. Tapi biasanya untuk yang satu ini masa tinggal hanya diperbolehkan sampai 6 bulan sampai dengan satu tahun. Ada juga yang menarik ongkos total 33 ribu yen, belum termasuk listrik air dan internet seperti asrama saya dulu, baca postingan saya di sini. Sehingga total saya menghabiskan rata-rata 50 ribu sampai dengan 55 ribu yen per bulan untuk tempat tinggal waktu itu (saat ini saya sudah pindah ke apato – apartment ala jepang).

Jika anda harus tinggal di apato, maka pilihlah apato yang tidak jauh dari kampus sehingga memungkinkan untuk pergi ke kampus dengan jalan kaki atau naik sepeda, meskipun nilai sewanya lebih mahal. Perhatikan juga berapa biaya pindahan ke apato tersebut, juga nilai shikikin, reikin dan yachin (sewa bulan) nya. Hal ini perlu kejelian tersendiri dari anda untuk memilih agen apato yang tepat. Jika anda beruntung, anda bisa “mewarisi” apato senior anda, lengkap dengan perabotannya 

:)
:)
. pembahasan mengenai apato mungkin akan saya bahas di tulisan tersendiri.

Makanan

Cara paling hemat dan enak dalam menghemat komponen ini adalah memasak sendiri makanan kita. Dengan cara ini, kita bisa menyesuaikan makanan sesuai selera kita. Keterampilan memasak bisa dipelajari dari internet, dan percayalah bahwa memasak itu mudah dan menyenangkan. Sebelum punya chef pribadi, saya dulu memasak untuk satu atau dua hari ke depan di pagi hari, sebelum berangkat ke kampus. Kemudian membawa bekal untuk makan siang dan makan malam. Dengan hanya rata2 500 sd 600 yen perhari, saya bisa menikmati makanan Indonesia plus buah, roti dan susu setiap hari 

:)
:)
. Makan di kantin kampus menu paling sederhana (nasi putih + ikan goreng + teh/air putih) kita harus menghabiskan 300 yen sekali makan, jadi bisa dihitung sendiri bandingan nilai gizinya plus biaya perbulannya berapa 
:)
:)
. Sekali-kali tentu saja anda bisa makan di restoran makanan halal saat anda sedang rekreasi, untuk sekedar variasi.

Dulu jika sedang tidak sempat masak saya juga sering mencari bento di suupaa (supermarket) menjelang jam tutupnya. Di jam ini, bento akan didiskon hingga 50 persen. Sambil itu juga bisa mencari ikan yang juga didiskon hingga 50 persen, untuk masak esok hari. Orang jepang sangat menyukai makanan segar, tapi di lain sisi juga sangat menyukai diskon jadi di jam ini memang kita harus berebut dengan mereka 

:)
:)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun