Kenangan
Menjalani kehidupan dengan kekasih tercinta tentu banyak duri dan lubang yang harus kita lalui. Tidak semua perjalanan hidup manusia itu mulus. Ada periode dimana rasa cinta yang menipis membuat kita menyimpang jalan dan menjalankan apa yang tidak disukai bahkan dibenci oleh kekasih.
Mungkin sebelum bertemu dan menjalani hidup dengan kekasih kita saat ini, masing-masing kita punya kehidupan dengan "kekasih" sebelumnya. Kenangan ini telah menjadi bagian dari kehidupan kita. Tentu kenangan ini tidak perlu dimunculkan ketika kita ingin menjalani kehidupan penuh cinta dengan kekasih kita saat ini. Biarlah kenangan tersebut terkubur dalam, menjadi bagian masa lalu yang menurut Al Ghozali adalah hal yang terjauh dari hidup seorang manusia dan tak bisa dijangkau kembali.
Akan halnya merawat rasa cinta pada Allah SWT, analogi yang sama dengan kondisi di atas bisa kita terapkan. Rasa cinta pada Allah tidak boleh diduakan dan menimbulkan kecemburuan-Nya. Kalaulah kemudian kita berbuat salah pernah menyelingkuhi-Nya, cepat-cepat lah memohon ampun.
Pertaubatan akan kekhilafan kita dalam menjaga rasa cinta pada Allah SWT harus dibuktikan dengan tindakan nyata. Ketaatan dalam menjalankan ibadah adalah kunci mengembalikan kepercayaan dan rasa cinta Allah SWT. Kembali menjadi orang yang bertakwa dalam bahasa lainnya.
Ramadhan akan mengkalibrasi rasa cinta seorang manusia pada Tuhannya. Kalibrasi ini akan menentukan mana-mana saja perbuatan kemarin yang menciderai komitmen cinta tersebut. Perbuatan-perbuatan yang tidak benar dan menciderai rasa cinta akan diingat dan dikubur dalam-dalam menjadi sebuah kenangan belaka. Kenangan yang tidak ingin dimunculkan kembali demi menjadi orang yang bertakwa dan mendapat cinta-Nya.
MRR, Bks-08/05/2021