Mohon tunggu...
Mohammad Rasyid Ridha
Mohammad Rasyid Ridha Mohon Tunggu... Buruh - Bukan siapa-siapa namun ingin berbuat apa-apa

Pekerja di NKRI Pengamat Sosial, pecinta kebenaran...Masih berusaha menjadi orang baik....tak kenal menyerah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Karena Mereka, Kita Ada

19 September 2018   10:25 Diperbarui: 19 September 2018   11:26 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap jaman punya ceritanya masing-masing. Semua pemimpin punya periodenya sendiri-sendiri. Perjalanan hidup adalah bagian pengisi di antara setiap masa yang terlewati. Soekarno-Hatta berada pada masa awal kemerdekaan. Merekalah yang memproklamirkan kemerdekaan Indonesia dan menahkodai hingga beberapa saat setelah proklamasi tersebut. Jaman presiden Soekarno lebih dikenal dengan istilah orde lama.

Orde baru kemudian muncul menggantikan orde lama. Orde baru di bawah pimpinan Jenderal Soeharto membawa Indonesia ke era pembangunan, meneruskan perjuangan kemerdekaan yang telah dirintis orde lama. Pertumbuhan ekonomi, pemerataan ekonomi, dan stabilitas nasional adalah jargon utama yang diusung oleh orde baru.

Krisis ekonomi dan pergerakan mahasiswa di tahun 1998 telah membawa perubahan bagi bangsa Indonesia khususnya pergantian rezim. Orde baru yang dianggap otoriter dan tidak demokratis kemudian tumbang dan dimulailah orde reformasi. Orde reformasi membuka keran kebebasan dan ruang demokrasi yang lebar. Tercatat 5 presiden sampai saat ini yang telah mengisi era reformasi dari presiden BJ. Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati Sukarnoputri, Susilo Bambang Yudhoyono, dan Joko Widodo.

Semua presiden meletakkan pondasi pembangunan dan arah kegiatan bangsa bagi presiden selanjutnya. Tidak ada presiden yang ahistoris, semua sudah ada modal dasar peninggalan presiden sebelumnya. Hasil karya pendahulu, menjadi acuan bagi penerusnya untuk memperbaiki dan mengembangkan yang sudah ada.

Tidak elok bagi seorang pemimpin menjelek-jelekkan pemimpin sebelumnya, seperti yang banyak dilakukan oleh para pendukung para pemimpin. Beberapa saat yang lalu pendukung Jokowi dan SBY saling serang di media sosial tentang keberhasilan junjungannya masing-masing. Sehingga saat itu di medsos banyak beredar meme yang menggambarkan tol SBY dan tol Jokowi.

Janganlah menghilangkan sejarah dan menganggap diri kita paling hebat. Indonesia tidak akan menjadi seperti sekarang ini tanpa andil dari presiden ke 1 sampai ke -7. Direktur saya pernah mengatakan pada saya begini:

" Mas, saya meskipun dari luar sangat menghormati para senior kita di sini. Pak A, pak B, pak C dan masih banyak lainnya telah banyak berkorban dan berbuat bagi perusahaan. Karena merekalah maka kita bisa sebesar ini. Oleh karenanya saya merasa malu apabila saya tidak melakukan apa-apa dan meninggalkan sesuatu atau warisan bagi perusahaan ini".

Semua tatanan, kemajuan yang kita punya saat ini tentu tidak datang dengan sendirinya. Semua terjadi karena andil orang-orang sebelum kita. Mau menilai peninggalan para pendahulu dengan kacamata negatif bisa, dengan sudut pandang positif juga bisa. Di setiap tantangan dan kesusahan pasti terdapat peluang.

Oleh karenanya saya lebih memilih untuk mengukur sesuatu dari sisi pandang positif. Buatlah kekurangan dari para pendahulu untuk jadi pijakan kita melangkah dan memperbaikinya, bukan malah mencelanya. Warisan yang sudah baik tinggal dikembangkan dan diperbesar. Kata orang, pelaut yang tangguh tidak dilahirkan ombak yang tenang.

Pemimpin besar terlahir dari kuatnya cobaan yang menimpa. Karenanya berterimakasih lah pada para pendahulu kita dengan meninggalkan karya yang lebih banyak dan hebat.

MRR, Bgr-19/09/2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun