Mohon tunggu...
Mohammad Rasyid Ridha
Mohammad Rasyid Ridha Mohon Tunggu... Buruh - Bukan siapa-siapa namun ingin berbuat apa-apa

Pekerja di NKRI Pengamat Sosial, pecinta kebenaran...Masih berusaha menjadi orang baik....tak kenal menyerah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Saat Anakku Masuk Sekolah Pertama Kali

16 Juli 2018   16:53 Diperbarui: 16 Juli 2018   17:06 689
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sudah sejak sebelum lebaran putri saya selalu meminta sekolah pada Bundanya. Setiap kali merengek, tiap itu pula istri mengatakan padanya kalau sekolah baru buka tanggal 16 Juli 2018. Putri terkecil saya, Becca namanya, memang telah didaftarkan di playgroup dekat dengan rumah saat usianya belum genap 2 tahun. Namun saat playgroup sudah mulai dia akan berumur lebih dari dua tahun, karena lahir di bulan Mei.

Seringkali Becca mengajak jalan kaki lewat calon sekolahnya, dan seringkali pula dia berkata sendiri jika sekolah masih tutup, bukanya nanti bulan Juli, tentu dengan gaya bahasa anak kecil umur dua tahun. Setiap ditanya "apakah Becca berani sekolah sendiri?". Selalu anak saya dengan tegas menjawab "Becca berani sekolah sendiri".

Melihat semangat Becca yang menggebu-gebu maka dari sejak sebulanan lalu saya berkomitmen akan mengantarkannya bersekolah pada hari pertama dia masuk playgroup. Eh ternyata jadwal masuk kakaknya di SD, Uno namanya, juga sama. Oleh karenanya di saat hari pertama sekolah maka saya bisa mengantarkan Uno dan Becca, toh jarak sekolah mereka tidak terlalu jauh dan jadwal masuknya berbeda. Ngomong-ngomong ini adalah pengalaman pertama saya mengantarkan anak-anak bersekolah di hari pertama mereka masuk.

Walhasil maka hari ini, Senin 16 Juli 2018, saya berangkat ke kantor agak siang. Hari ini ada misi khusus mengantarkan kedua anak saya ke sekolah mengingat ini adalah hari pertama mereka bersekolah. Si Sulung jadwal masuk jam 07.00 WIB, sementara si Bungsu jadwal masuk jam 08.30 WIB. Jam 07.00 WIB semua sudah siap, anak-anak sudah rapi dan siap berangkat sekolah. Kamipun pertama-tama mengantarkan si Sulung Uno ke sekolahnya bersama-sama dengan adiknya. Meskipun sudah terlambat namun tidak mengapa tetap berangkat, hampir semua maklum setelah sekian lama libur pasti butuh penyesuaian lagi bagi si Sulung agar bisa siap jauh sebelum jam 07.00 WIB.

dokpri
dokpri
Selepas mengantarkan si Sulung dan melihatnya masuk sekolah dan menuju barisan upacara, maka kamipun balik kanan dan bergegas mengantarkan Becca ke playgroupnya. Sesampai di sekolah, dua orang pengajar sudah menyambut tiap murid yang datang. Alih-alih semangat dan berani, ternyata Becca malah grogi, mungkin karena berjumpa dengan orang-orang baru. Selama ini saat berkunjung untuk program trial di playgroup biasanya tidak ramai dan seringkali hanya Becca sendiri, tidak ada anak lainnya.

Saat memasuki ruang kelas dan mau ditinggal, anak saya menangis dan meminta ikut pulang. Wah anak saya masih grogi alias demam panggung nih, maka kami pun ajak dia main-main dulu di ruang sebelah yang banyak sarana permainannya. Selepas agak tenang, maka kami bawa masuk kembali ke ruang kelasnya, tempatnya dia bermain dengan kawan-kawannya. Eh kembali ke kelas si Becca nangis lagi. Kami berkonsultasi pada pengajarnya kalau mau meninggalkan Becca agar terbiasa dan berpesan kalau tidak bisa mengatasi nanti minta tolong telpon kami saja. Setelah pengajarnya mengiyakan maka kami tinggalkan Becca di playgroup untuk menjalani hari pertamanya.

Siang hari dapat kabar si Bungsu Becca malah ketawa-ketawa saat dijemput oleh bundanya, dan dengan polos Becca mengakui bahwa dia tadi menangis. Oh syukurlah kata saya melihat perkembangan yang posistif di hari ini. Paling tidak saya tahu saat pertama kali anak-anak saya masuk sekolah mereka sudah berusaha menjalani dan beradaptasi.

Saya sendiri dulu jaman TK dan SD saat masuk pertama kali masuk sekolah rasa-rasanya dag dig dug ser. Maklum, saat pertama kali sekolah di TK dan SD suasana dan teman-teman baru kadangkala membuat kita menjadi kikuk dan merasa grogi. Beda saat masuk SMP dan SMA dimana seseorang sudah cukup besar sehingga bisa beradaptasi dengan cepat. Oleh karenanya kehadiran orang tua saat mengantarkan anaknya saat pertama kali masuk sekolah sangat positif sekali baik bagi anak maupun orang tuanya.

Toh mengantarkan anak saat pertama kali masuh sekolah tidak butuh anggaran besar, hanya pengorbanan meluangkan waktu sebentar dan masuk kantor agak siangan. Bandingkan dengan hasilnya kelak ketika anak-anak sudah tumbuh dewasa dan menjadi orang-orang baik. Insya Allah kelak mereka akan memiliki kenangan baik tentang orang tuanya dan dengan ikhlas mendoakannya. Bukankah ada 3 perkara yang menyebabkan pahala tetap mengalir ketika kita sudah meninggal kelak, satu diantaranya adalah doa anak shaleh.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Beliau bersabda,

:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun