Mohon tunggu...
Mohammad Rasyid Ridha
Mohammad Rasyid Ridha Mohon Tunggu... Buruh - Bukan siapa-siapa namun ingin berbuat apa-apa

Pekerja di NKRI Pengamat Sosial, pecinta kebenaran...Masih berusaha menjadi orang baik....tak kenal menyerah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

ATM, Sebuah Metode untuk Kita

16 Desember 2017   09:34 Diperbarui: 16 Desember 2017   09:52 827
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Selama lima hari di minggu pertama bulan Desember 2017 saya mengikuti pelatihan dengan tema Gas Network Access Rules and Code di sebuah hotel di kawasan Pasteur, kota Bandung. Para Trainer merupakan ekspert di bidang bisnis gas, baik untuk transmisi maupun distribusi dan berasal dari beberapa negara eropa. Ada lima orang pemateri yang mana 2 orang dari Italia, 1 orang dari Inggris, 1 orang dari Jerman dan 1 orang berasal dari Yunani. 

Pelatihan ini menjelaskan aturan-aturan dan code yang dipakai dalam pengelolaan jaringan gas di Eropa. Pengaturan, infrastruktur, model bisnis gas di Eropa jauh lebih maju dari Indonesia, oleh karenanya Perusahaan kami mengundang mereka untuk membagikan pengetahuan dan pengalamannya.

Satu yang saya tangkap dan pelajari dari pelatihan, bahwa bangsa Eropa lebih dulu mengalami kemajuan dalam bidang gas daripada Indonesia dalam hal infrastruktur, pengaturan dan model bisnisnya. Indonesia masih tertinggal cukup jauh dan harus bisa mengejar ketertinggalan itu. 

Hal tesebut cukup menarik untuk diketahui terjadi bukan karena orang Indonesia lebih bodoh dari orang Eropa, tetapi karena memang orang Eropa lebih dulu memulainya dari kita orang Indonesia.

Mungkin tidak hanya dalam bidang gas saja kita tertinggal dari bangsa Eropa, di bidang yang lain juga masih banyak kita tertinggal seperti ekonomi, industi, pendidikan, otomotif dan lainnya. Namun sebenarnya ada satu keberuntungan bagi kita yang lebih tertinggal dari mereka. Apakah itu?

Seorang senior yang kini sudah pensiun sering mengatakan ATM, ketika sedang menasehati para pekerja junior dalam hal persaingan bisnis maupun perbaikan proses bisnis yang harus dilakukan di perusahaan kami. ATM yang dimaksud si Senior adalah akronim dari Amati, Tiru, Modifikasi. Metode ATM ini cukup ampuh untuk melakukan perbaikan ataupun membuat suatu sistem baru yang belum pernah kita terapkan namun sudah diterapkan di tempat atau pihak lain.

Amati dalam metode ATM berarti kita mengamati suatu produk, sistem, organisasi, maupun hal lainnya yang kita nilai lebih baik dari yang kita punyai atau belum kita punyai sama sekali. 

Pengamatan di sini bermakna pengamatan keseluruhan terhadap hal yang memang kita jadikan target, dari a-z dan segala aspek harus kita amati sehingga pada akhirnya kita mempunyai gambaran menyeluruh dan pemahaman yang komprehensif tentang target yang ingin tiru.

Setelah amati, langkah selanjutnya adalah meniru apa yang telah orang atau pihak lain hasilkan atau implementasikan. Meniru untuk menjalankan suatu sitem, membuat produk, membuat tata kelola, membuat oragnisasi, adalah suatu fase yang harus kita jalankan dalam metode ATM. Bahasa kerennya copy paste dari apa yang telah orang/perusahaan/negara lain lakukan dan hasilnya terlihat baik pada pihak yang telah mengimplementasikannya.

Hal terakhir dari metode ATM adalah modifikasi. Mengapa modifikasi diperlukan, karena lingkungan, budaya, dan banyak aspek lainnya atara kita dan mereka yang akan kita tiru ternyata berbeda. 

Hal ini yang kemudian menyebabkan diperlukannya modifikasi terhadap apa yang kita implementasikan, disesuaikan dengna kondisi yang ada pada kita sehingga bisa meningkatkan probabilitas keberhasilannya. Hal lainnya mengapa modifikasi diperlukan salah satunya adalah masalah legal, seperti hak paten sehingga diperlukan modifikasi untuk menghindari terkena masalah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun