PREPARING HUMAN BEFORE PRODUCT
Dalam suatu pelatihan yang saya ikuti, seorang instruktur meminta para peserta menuliskan problem apa yang paling dirasakan dalam pengelolaan perusahaan kami. Dari semua list problem yang ada, disusunlah menjadi 10 problem terbesar yaitu:
1. Tujuan akhir organisasi
2. Silo, masing-masing bagian mengamankan areanya masing-masing
3. Kompetensi
4. Pengamanan dokumen
5. Sulit berkoordinasi
6. Asset measurement
7. Penghapusan asset
8. Regenerasi
9. Contractor Selection
10. Leadership
 Dari kesepuluh list problem tersebut, hampir semuanya berkaitan dengan manusia baik sebagai penyebab, pelaku, maupun penerima dampaknya.Â
Ada suatu pertanyaan besar, mengapa perusahaan seperti ASTRA, Citibank bisa maju dan alumninya banyak bertebaran di perusahaan-perusahaan seantero negeri, beberapa juga menjadi pejabat tinggi negara seperti menteri. Hampir semua orang beranggapan bahwa sistem pembinaan dan pengembangan di kedua perusahaan itu sudah sedemikian bagus dan canggih sehingga bisa menempa para karyawannya menjadi individu unggul dan sangat kompeten di bidangnya.Â
Dalam perusahaan secanggih apapun, semua sistem yang dipakai pasti dibuat dan dijalankan oleh manusia. Manusialah yang punya ide dalam membuat sistem, bagaimana menjalankannya, bagaimana mengevaluasinya, disesuaikan dengan kebutuhan untuk membantu pekerjaan dan perusahaannya. Sistem itu alat bantu yang memudahkan manusia mencapai tujuan yang diinginkan. Sistem itu hukumnya netral, karena hanya alat, sama seperti pisau.Â
Pisau itu di tangan seorang juru masak akan sangat membantu untuk memotong sayuran, menumis dan lain-lainnya. Namun di tangan seorang penjahat, pisau bisa digunakan untuk mengancam, melukai, dan membunuh orang lain. Jadi suatu alat menjadi hal baik jika digunakan untuk kebaikan demikian juga sebaliknya.
Sistem yang baik harus dijalankan oleh orang-orang yang baik dan kompeten. Suatu sistem tidak akan jalan oleh orang-orang yang tidak mau menjalankan dan yang tidak kompeten. Oleh karena itu sebelum berbicara mengenai sistem dan kemampuan perusahaan maka tugas yang pertama harus dilakukan adalah memperbaiki karyawannya. Memperbaiki akhlak, mindset/cara pikir dan perpektif karyawan, yang kemudian disamakan frekuensinya dengan perusahaan untuk bersama-sama mewujudkan visi dan misi perusahaan.Â
Seringkali perusahaan menginvestasikan sistem dan teknologi canggih, tetapi belum menyiapkan, mengembangkan orang yang akan menjalankannya. Apa yang terjadi? Sistem tidak akan pernah jalan, ataupun kalau bisa jalan akan sangat tertatih-tatih dan pada akhirnya menyebabkan operasional perusahaan menjadi babak belur. Tentu tidak ada yang menginginkan hal ini terjadi, karena akan membuang dana dan membuat usaha yang dilakukan menjadi mubazir. Kembali lagi, siapkan orangnya sebelum membuat dan menjalankan sistemnya.
"Preparing human before product" adalah suatu tagline yang semestinya dianut oleh setiap pengambil keputusan dalam suatu organisasi maupun perusahaan. Sistem apapun pada dasarnya adalah orang, baik saat penciptaan ide, pembuatan, pengembangan dan pelaksanaan serta evaluasi dari sistem tersebut. Manusia harus ditempatkan sebagai pelaku utama dan dijadikan sebagai suatu aset utama suatu perusahaan, bukan sekedar obyek yang diperlakukan seperti benda mati. Ingatlah bahwa manusia merupakan subyek yang akan menginisiasi suatu rangkaian kegiatan, sehingga baik tidaknya hasil yang akan diperoleh tergantung dari manusianya, sistem hanyalah alat bantu.
Fakta menunjukkan bahwa negara-negara besar dan maju mengalokasikan dana dan daya yang besar dalam menyiapkan manusianya guna membangun bangsa dan negaranya sehingga menjadi negara maju dan kuat seperti yang kita kenal saat ini. Silahkan baca dari banyak literatur bagaimana Jepang menyiapkan rakyatnya, memperbaiki pendidikannya, Â mengirimkannya ke Eropa dan Amerika, menterjemahkan buku-buku asing ke dalam bahasa Jepang, dimana hal ini dikenal dengan Restorasi Meiji. Kebesaran dan kemajuan suatu bangsa memang tidak pernah lepas dari keberhasilannya dalam menyiapkan rakyat sebagai motor penggerak.