Kalimantan selama ini dikenal sebagai kawasan yang tenang secara geologi---tidak ada gunung api aktif, jauh dari batas subduksi, dan jarang terjadi gempa besar. Namun, apakah ketenangan ini menandakan ketiadaan risiko?Data dari BMKG dan USGS menunjukkan bahwa Kalimantan, khususnya bagian timur, tetap mengalami gempa bumi, meskipun berkekuatan rendah hingga sedang. Dalam catatan 20 tahun terakhir, gempa berkekuatan 4--5 skala magnitudo telah beberapa kali tercatat di Kalimantan Timur dan sekitarnya. Ini menunjukkan bahwa Kalimantan bukanlah zona steril secara tektonik.
Salah satu kawasan yang layak mendapat perhatian adalah Mangkalihat, wilayah yang menyimpan dua elemen geologi penting: Karst Mangkalihat dan Sesar Mangkalihat.
Karst di wilayah ini berkembang pada batuan karbonat berumur Miosen (Formasi Densalak dan Maruat), membentuk sistem bawah tanah yang kompleks dan rapuh terhadap gangguan tektonik. Sistem karst semacam ini dapat memperkuat dampak gempa karena batuannya mudah mengalami runtuhan atau likuifaksi lokal.
Sementara itu, Sesar Mangkalihat adalah sesar mendatar regional yang telah teridentifikasi dalam peta geologi Kalimantan Timur. Sesar ini merupakan struktur aktif masa lampau yang bisa mengalami reaktivasi akibat tekanan regional dari pergerakan Lempeng Indo-Australia. Fenomena reaktivasi sesar tua bukanlah hal asing di wilayah intraplate seperti Kalimantan.
Dari sudut pandang risiko, potensi ini tidak bisa diabaikan. Meski frekuensi gempanya rendah, keberadaan sesar dan batuan karbonat rekahan menunjukkan kerentanan lokal yang tinggi terhadap getaran. Apalagi, lokasi Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara berada relatif dekat dengan zona ini.
Tenangnya Kalimantan bukan jaminan bebas risiko. Justru, karena kita terbiasa menganggapnya aman, maka ancaman geologi yang tersembunyi sering luput dari perhatian. Dalam konteks pembangunan jangka panjang seperti IKN, risiko kecil sekalipun harus dipertimbangkan secara ilmiah dan sistematis.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI