Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) adalah salah satu spesies paling langka di dunia. Dengan populasi liarnya yang diperkirakan kurang dari 80 ekor, satwa ini kini berada di ujung tanduk kepunahan. Ancaman terbesar berasal dari rusaknya habitat akibat alih fungsi hutan menjadi perkebunan dan tambang, serta perburuan liar yang masih terjadi meski cula badak tidak terbukti berkhasiat secara medis.
Laju kelahiran badak Sumatera di alam juga sangat rendah karena populasinya yang terpencar-pencar dan jarang berinteraksi. Dalam kondisi seperti ini, Apa saja langkah konkret dan inovatif yang telah diambil untuk menyelamatkan badak Sumatera?
Salah satu terobosan penting adalah dengan mendirikan Suaka Badak Sumatera (SBS), tempat konservasi di luar habitat asli (ex-situ) yang telah berhasil mendukung kelahiran badak baru melalui program penangkaran.
Teknologi juga memiliki peran yang tak kalah signifikan. Pemantauan badak liar kini sudah menggunakan GPS collar dan kamera trap untuk melacak pergerakan dan mengenali badaknya. Ada pula reproduksi dengan asistensi, seperti inseminasi buatan dan fertilisasi in vitro, yang memberi harapan untuk memperbanyak populasi.
Selain itu, ilmuwan juga menggunakan analisis DNA untuk merancang strategi perkawinan silang yang memperkuat keberagaman genetik. Sementara itu, upaya restorasi hutan dan pengelolaan lanskap dilakukan agar habitat badak tetap layak huni.
Upaya penyelamatan badak Sumatera tidak bisa dilakukan oleh satu pihak saja. Pemerintah, melalui BKSDA dan pengelola taman nasional, terus mendorong perlindungan hukum. Lembaga swadaya masyarakat seperti WWF, IRF, dan YABI mendukung dalam hal riset, dana, dan kampanye.
Masyarakat lokal pun dilibatkan melalui pendidikan konservasi dan peluang ekonomi dari ekowisata. Di tingkat internasional, kerja sama dijalin lewat organisasi seperti CITES, yang menetapkan kebijakan global perlindungan satwa liar.
Badak Sumatera memang menghadapi masa depan yang suram, tetapi secercah harapan belum pupus. Dengan mengintegrasikan inovasi dan teknologi, pendekatan ilmiah, serta dukungan berbagai pihak, peluang untuk menyelamatkan spesies ini masih terbuka lebar. Namun, keberhasilan jangka panjang dapat dicapai jika kita semua peduli dan ikut berkontribusi dalam menjaga keberlangsungan hidup mereka.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI