Mohon tunggu...
Muhamad Rafli Saputra
Muhamad Rafli Saputra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menjadi pribadi untuk terus bertumbuh dan memberikan kebermanfaatan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Desa Tlogopucang sebagai Penerapan Kolektifitas Wajah Baru terhadap Pengelolaan Lingkungan dan Kesehatan

18 Agustus 2022   15:00 Diperbarui: 18 Agustus 2022   15:01 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendahuluan 

Berbicara lingkungan yang sudah tidak asing, khususnya masyarakat Indonesia yang memiliki Budaya, Bahasa, maupun Agama, yang senantiasa selalu menjadi patokan utama dalam menjaga kelestarian nenek moyang. Ini menjadi problematika khusus, untuk senantiasa peduli terhadap lingkungan dalam menjaga kesehatan, khususnya kesehatan pribadi kita sendiri. 

Mengenai hal itu, khususnya sampah yang juga bagian dari lingkungan hidup kita, terutama dalam menjaga kebersihan. Relasi masyarakat sebagai bagian dari efek dampak adanya kurangnya pengetahuan mengenai perihal menjaga lingkungan kebersihan. Lingkungan juga memiliki dampak yang cukup kompleks, apabila dirawat sedemikian rupa, untuk kelangsungan hidup manusia. 

Selain itu juga manusia membutuhkan oksigen tertentu yang harus dihirup setiap hari untuk asupan oksigen pernafasan, agar senantiasa dekat dengan alam, yakni tumbuh-tumbuhan. Dari tumbuhan itu kita mampu menghirup oksigen dengan segar, dari tumbuhan juga kita bisa mengkonsumsi makanan maupun minuman dengan sehat. Oleh karena itu pentingnya menjaga tumbuhan yang ada di sekitar lingkungan kita singgah.

Masyarakat Dusun Kedopokan, Desa Tlogopucang, Kabupaten Temanggung. Dalam hal ini masyarakat yang cukup kompleks dan tentram, yang mengutamakan sopan santun, kepada banyak orang. Desa Tlogopucang yakni, Penduduk terbanyak di daerah Temanggung itu sendiri. Yang memiliki sembilan dusun dan RT maupun RW. 

Desa Tlogopucang itu sendiri juga masyarakat lebih berprofesi sebagai Petani kopi, baik dikonsumsi secara personal, maupun dijual belikan ke sebagian pasar, mapun kafe kopi. Ini merupakan hal yang signifikan untuk diangkat sebagai judul dalam pembuatan artikel opini, yang juga sebagai ranah konteks keilmuan di ranah lingkungan masyarakat, untuk terus berkontribusi untuk kelangsungan hidup, maupun sumber daya yang ada.

Pembahasan

  • Dusun Kedopokan, Desa Tlogopucang segudang manfaat

Dusun Kedopokan Desa Tlogopucang ini, masyarakat lebih mengarah di bidang profesi Petani Kopi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dalam mencukupi kehidupannya. Bahkan hal yang lebih signifikan masyarakat Desa Tlogopucang selalu ramah senyum kepada orang lain, khususnya para pendatang dari luar daerah Desa Tlogopucang itu sendiri. 

Keramah-tamahan ini yang membuat diri saya yakin untuk menulis artikel opini untuk diangkat sebagai judul. Masyarakat yang memiliki profesi sebagai Petani Kopi, terkadang tidak untuk dijual saja ke pasar maupun lainnya, akan tetapi untuk dikonsumsi sebagai prioritas hidup dalam menjaga stabilitas kesehatan tubuh. 

Kopi juga bukan hanya sebagai obat meredam rasa ngantuk setelah lelah melakukan produktifitas, akan tetapi banyak segudang manfaat, khususnya membuat pikiran lebih segar, tidak mudah stres, dan lainnya. maka konsumsi kopi sudah menjadi kultur refleksi, agar lebih bersemangat dalam menjalani hidup yang lebih baik untuk kedepannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun