Mohon tunggu...
M Rafian Nor
M Rafian Nor Mohon Tunggu... Mahasiswa

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Tugas Kuliah

Selanjutnya

Tutup

Money

Pengaruh Pembangunan Jembatan Kayu Tangi terhadap Kegiatan Ekonomi dan Kegiatan Sekitarnya

18 Desember 2019   00:14 Diperbarui: 18 Desember 2019   00:43 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Name             : M. Rafian Nor

Majors          : Economics and Development studies

Faculty          : Faculty of Economics and Business

University     : Lambung Mangkurat University

Jembatan merupakan struktur yang dibuat untuk menyeberangi jurang atau rintangan seperti sungai, rel kereta api ataupun jalan raya. Jembatan dibangun untuk penyeberangan pejalan kaki, kendaraan atau kereta api di atas halangan.Jembatan juga merupakan bagian dari infrastruktur transportasi darat yang sangat vital dalam aliran perjalanan (traffic flows). Jembatan sering menjadi komponen kritis dari suatu ruas jalan, karena sebagai penentu beban maksimum kendaraan yang melewati ruas jalan tersebut. Pembangunan merupakan usaha sadar dan berencana meningkatkan mutu hidup yang dalam pelaksanaannya akan selalu menggunakan dan mengelola sumber daya baik sumber daya manusia maupun sumber daya buatan. Salah satu tujuan pokok dari pembangunan itu adalah pembangunan wilayah-wilayah yang ada di dalamnya terutama dalam keserasian perkembangan atau laju pertumbuhan antar wilayah dalam daerah tersebut.

Pembangunan sarana dan prasarana bertujuan untuk melengkapi fasilitas suatu daerah, seperti pembangunan jembatan Kayu Tangi Ujung yang mempermudah aksesibilitas masyarakat Kota Banjarmasin dan Kabupaten Barito Kuala untuk melakukan kegiatannya. Jembatan Kayu Tangi Ujung adalah akses yang efisien dan efektif untuk meningkatkan mobilitas perekonomian yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi yang signifikan dan sebagai penggerak pembangunan ekonomi Kota Banjarmasin dan Kabupaten Barito Kuala. Pembangunan menimbulkan dampak yang memengaruhi beberapa macam aspek seperti lingkungan, keadan sosial, hingga keadaan ekonomi suatu wilayah. Termasuk pembangunan Jembatan Kayu Tangi Ujung yang menghubungkan dua Kota Banjarmasin dan Kabupaten Barito Kuala yang dibangun untuk mempermudah aksesibilitas masyarakat setempat dalam melakukan kegiatannya, hal tersebut juga akan memberikan beberapa macam dampak, dan salah satunya adalah dampak ekonomi bagi masyarakat di sekitarnya.

Proyek renovasi Jembatan Kayu Tangi Ujung di Kelurahan Kayutangi, Kecamatan Banjarmasin Utara, mulai digarap awal bulan April 2019. Jembatan yang menghubungkan dua Kota Banjarmasin dan Kabupaten Barito Kuala ini akan ditutup pada awal bulan April 2019 sampai tahun 2021. Proyek ini menutup akses utama Jalan Hasan Basri. Semua akses keluar menuju ke Handil Bakti dialihkan ke Jalan Tembus Perumnas. Sementara, arus masuk dari arah Kalteng dan Marabahan (Batola), diarahkan ke melintas di Jembatan Sungai Alalak II, penghubung kawasan Terminal Handil Bakti dengan Jalan Tembus Perumnas. Penutupan lalu lintas di atas jembatan pada periode 1 April 2019 sampai 18 Maret 2021 atau ditutup dua tahun.

Penutupan Jembatan Kayu Tangi Ujung atau yang sering disebut Jembatan Alalak I tersebut akhirnya diputuskan oleh seluruh stakeholder yang meliputi, Dishub, Kepolisian, TNI dan Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) Wilayah XI Banjarmasin. Akibat penutupan Jembatan Alalak I, maka pengguna jalan diarahkan ke jalur alternatif lewat jembatan di Jalan Cemara Ujung, Banjarmasin Utara. Puluhan petugas gabungan pun berjaga di seputaran Bundaran Kayutangi, persimpangan Jalan Brigjen H. Hasan Basry-Jalan Cemara Raya, dan Pasar Cemara, serta depan Jembatan Sungai Alalak yang dibongkar dan Jembatan Sungai Alalak II sebagai jalur alternatif. Deretan warung makan, kios ponsel dan pertokoan pun telah digusur, kini telah rata dengan tanah. Warga Alalak Utara yang berada di kawasan Kayutangi Ujung, harus memulai usaha baru. Ada yang memilih tetap bertahan, ada pula pindah ke tempat lain. Seperti warung makan Nunung yang terkenal di kawasan itu, kini harus pindah ke kawasan Handil Bakti. Meski warung bernama serupa masih ada di kawasan Jalan Tembus Perumnas, dekat Masjid Al Hidayah. Begitupula, para penjual nasi bungkus kuning masih menggelar dagangan, meski harus bergeser pada tempat semula, usai dibongkar.

Kegiatan pembangunan berpotensi untuk melahirkan dampak perubahan positif seperti pola pemikiran, perekonomian dan peningkatan kapasitas SDM di masyarakat. Pembangunan Jembatan Kayu Tangi Ujung atau sering disebut Jembatan Alalak I ditujukan untuk mempercepat pembangunan di , meliputi bidang infrastruktur dan ekonomi di Kabupaten Barito Kuala, yang relatif tertinggal dibandingkan Kota Banjarmasin. Pertumbuhan dan perkembangan wilayah Kabupaten Barito Kuala tertinggal di Kalimantan Selatan terlihat dari rendahnya pendapatan perkapita Provinsi Kalimantan Selatan. Rendahnya angka pendapatan penduduk ini terutama disebabkan oleh rendahnya tingkat aksesibilitas wilayah di Kabupaten Barito Kuala dengan pusat kegiatan nasional maupun pusat-pusat kegiatan wilayah di Kalimantan Selatan. Berdasarkan indikator tingkat kemiskinan di Kalimantan Selatan persentase penduduk miskin pada bulan Maret 2016 dibandingkan September 2017 turun sebesar 0,70 persen dari 15,71 persen pada September 2017 menjadi 15,464 persen pada Maret 2017.

Manfaat langsung yang akan dirasakan dari pembangunan Jembatan Alalak I adalah meningkatnya kelancaran arus lalu lintas atau angkutan barang dan orang. Dengan semakin lancarnya arus lalu lintas berarti menghemat waktu dan biaya. Manfaat selanjutnya adalah merangsang tumbuhnya aktivitas perekonomian. Sedangkan Manfaat tidak langsung antara lain: Meningkatnya jumlah penduduk akan merangsang naiknya permintaan barang dan jasa. Selanjutnya akan membantu meningkatnya kegiatan perekonomian, berkembangnya usaha di sektor pertanian, industri, perdagangan, jasa dan meningkatnya arus barang masuk ke Pulau Kalimantan, khususnya Kota Banjarmasin dan Kabupaten Barito Kuala. Mobilitas Kabupaten Barito Kuala diperkirakan bertambah cepat dan banyak, baik mobilitas penduduk, pelaku ekonomi, maupun barang dan jasa. Kebutuhan transportasi akan menjadi kebutuhan vital untuk pergerakannya. Adanya pembangunan jembatan Suramadu menyebabkan perubahan fungsi lahan pertanian menjadi kawasan industri dan keberadaan ekosistem laut.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun