Mohon tunggu...
Seniya
Seniya Mohon Tunggu... Ilmuwan - .

Tulisan dariku ini mencoba mengabadikan, mungkin akan dilupakan atau untuk dikenang....

Selanjutnya

Tutup

Nature

Lubang Hitam Hantu: Bukti Keberadaan Alam Semesta Sebelum Big Bang

30 Agustus 2018   07:49 Diperbarui: 30 Agustus 2018   10:00 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kita tidak tinggal di alam semesta yang pertama. Terdapat alam-alam semesta lain pada masa yang tak terhitung lamanya sebelum alam semesta kita terbentuk. Demikianlah para ilmuwan mengemukakan teori barunya tentang adanya alam semesta sebelum big bang. Seperti alam semesta kita saat ini, alam semesta sebelumnya ini penuh dengan lubang hitam dan kita dapat mendeteksi jejak-jejak lubang hitam yang sudah lama mati ini dalam latar belakang gelombang mikro kosmis (cosmic microwave background atau CMB) – suatu radiasi yang merupakan sisa-sisa big bang, awal pembentukan alam semesta kita yang keras.

Lubang hitam merupakan objek yang paling kuat gravitasinya di alam semesta: suatu titik sangat kecil (singularitas) dengan massa sangat besar yang dapat mendistorsi ruang-waktu sedemikian sehingga bahkan cahaya pun tidak dapat lolos darinya. Namun demikian, lubang hitam juga memancarkan radiasi seperti benda hitam lainnya, yang dikenal sebagai radiasi Hawking – diambil dari nama almarhum Stephen Hawking, fisikawan yang menemukannya. Menurut Hawking, lubang hitam kehilangan beberapa massa dan energinya sepanjang waktu melalui pancaran partikel graviton dan foton sehingga lubang hitam akan lenyap perlahan-lahan.

Namun gagasan bahwa alam-alam semesta sebelumnya ada sebelum alam semesta saat ini dikemukakan oleh Roger Penrose, seorang fisikawan dari Universitas Oxford yang merupakan rekan Stephen Hawking, matematikawan Daniel An dari State University of New York Maritime College, dan fisikawan teoritis Krzysztof Meissner dari Universitas Warsawa. Mereka mengatakan bahwa adalah mungkin untuk mendeteksi lubang-lubang hitam hantu yang telah lama mati dari alam semesta sebelumnya karena jejak yang mereka tinggalkan dalam CMB melalui radiasi Hawking.

Para ilmuwan ini mengatakan bahwa bukti lubang-lubang hitam hantu ini berarti teori big bang yang selama ini diterima sebagai penjelasan ilmiah pembentukan alam semesta harus diperbarui. Dalam sejarah ruang-waktu menurut Penrose dan rekan-rekannya – yang mereka sebut kosmologi siklus konformal (conformal cyclic cosmology atau CCC) – alam semesta menggelembung, mengembang, dan mati secara berurutan, dengan lubang-lubang hitam dari masing-masing alam semesta meninggalkan jejak dalam alam semesta berikutnya.

Dalam makalah yang baru saja diterbitkan tanggal 6 Agustus yang lalu pada jurnal pracetak arXiv, ketiganya berargumentasi bahwa jejak-jejak ini tampak dalam data yang ada dari CMB. Oleh sebab itu, mereka menganalisis data CMB atas kemungkinan lubang-lubang hitam hantu dari milyaran tahun yang lalu.

"Jika alam semesta terus-menerus berlanjut dan lubang-lubang hitam melahap semuanya, pada suatu titik, kita hanya akan memiliki lubang-lubang hitam," kata Penrose, "kemudian apa yang terjadi berikutnya adalah lubang-lubang hitam ini akan perlahan-lahan menyusut (melalui radiasi Hawking)."

Pada titik tertentu, lubang-lubang hitam ini akan lenyap sepenuhnya, kata An, meninggalkan alam semesta sebagai sebuah sup tak bermassa dari foton-foton dan graviton-graviton. An melanjutkan, "Sesuatu tentang periode masa ini adalah foton-foton dan graviton-graviton tidak mengalami waktu atau ruang."

Graviton dan foton yang tidak bermassa dan bergerak dengan kecepatan cahaya tidak mengalami waktu dan ruang seperti kita dan partikel-partikel lain yang bermassa dan bergerak dengan kecepatan yang lebih lambat. Menurut teori relativitas Einstein, objek-objek bermassa tampak bergerak melalui waktu lebih lambat ketika mereka mendekati kecepatan cahaya, dan jarak menjadi mengerut dari perspektif mereka. Partikel-partikel tidak bermassa seperti foton dan graviton bergerak pada kecepatan cahaya sehingga mereka tidak mengalami waktu atau jarak sama sekali.

"Jadi," An mengatakan, "sebuah alam semesta yang dipenuhi hanya oleh graviton dan foton tidak mengenal apa itu waktu atau apa itu ruang."

Pada titik itu, beberapa fisikawan (termasuk Penrose) berargumen, alam semesta yang luas dan kosong sesudah kematian lubang-lubang hitam mulai menyerupai alam semesta yang ultra terkompresi pada waktu big bang, di mana tidak ada waktu atau jarak di antara apa pun.

"Dan kemudian ia dimulai kembali dari awal," kata An.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun