Tanjung Raya, Sumatera Selatan --- Suasana riuh terdengar dari ruang kelas 3 SD Negeri Tanjung Raya pagi itu. Bukan karena anak-anak sedang bermain di luar kelas, tapi karena mereka sedang larut dalam sebuah permainan edukatif yang ternyata adalah bagian dari pembelajaran.
Adalah Muhammad Pandu Dwitama, seorang mahasiswa dari UIN Raden Fatah Palembang, yang menjadi sosok di balik kegiatan belajar yang berbeda dari biasanya. Dalam rangkaian kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) PKM Dosen 82B, Pandu membawa pendekatan kreatif ke ruang kelas: media flashcard sebagai alat bantu belajar.
"Anak-anak kelas 3 punya semangat luar biasa, tapi kadang kesulitan memahami materi yang disampaikan secara konvensional," ujar Pandu saat ditemui tim Kompasiana di sela-sela kegiatannya. Ia menuturkan, flashcard menjadi pilihan karena visualnya yang menarik dan kemampuannya membangkitkan respon cepat dari siswa.
Flashcard yang digunakan memuat beragam materi dasar seperti kosakata Bahasa Indonesia, pengenalan angka dan bentuk dalam Matematika, hingga gambar tumbuhan dan hewan dari pelajaran IPA. Alih-alih duduk pasif, siswa justru terlihat aktif menjawab, tertawa, bahkan saling berlomba menunjukkan kartu yang benar.
"Awalnya saya kira mereka akan malu-malu. Tapi ketika flashcard pertama saya keluarkan, semuanya langsung fokus dan antusias. Saya seperti melihat ruang kelas berubah jadi ruang bermain yang mendidik," ungkap Pandu dengan senyum bangga.
Pihak sekolah pun menyambut baik inisiatif ini. Menurut salah satu guru kelas, pendekatan ini bukan hanya menyenangkan, tapi juga efektif. "Anak-anak lebih mudah mengingat materi kalau disampaikan dengan cara visual dan interaktif seperti ini. Kami juga jadi dapat ide untuk diterapkan di kelas lain," ujarnya.
Kegiatan ini berlangsung hampir setiap hari selama masa KKN. Tidak hanya satu arah, siswa juga diberi kesempatan membuat flashcard mereka sendiri sebagai bentuk partisipasi. "Kami ingin mereka merasa punya bagian dalam proses belajar," tambah Pandu.
Program KKN yang dijalankan Pandu bukan hanya soal kewajiban akademik, tapi juga wujud nyata kontribusi mahasiswa kepada masyarakat. "Saya belajar bahwa pendidikan bisa menjadi menyenangkan jika kita mau berinovasi. Dan saya percaya, perubahan besar seringkali dimulai dari hal kecil," tutup Pandu.
Flashcard mungkin hanya selembar kartu bergambar bagi sebagian orang. Tapi di tangan mahasiswa yang peduli dan kreatif, ia berubah menjadi jembatan harapan --- dari seorang pengajar muda kepada anak-anak di pelosok negeri yang tak pernah berhenti bermimpi.
Jika Anda ingin melihat perubahan di ruang-ruang kelas seperti ini, mungkin sudah saatnya kita mendukung lebih banyak inovasi pendidikan dari akar rumput. Karena seperti yang dilakukan Pandu, masa depan bisa dimulai dari satu kartu kecil --- yang dibaliknya, tersimpan semangat besar untuk mencerdaskan bangsa.